RADARDEPOK.COM – Warga Kota Depok harus tetap waspada. Apalagi, yang bekerja di sekitaran Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi.
Kemarin (10/12), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperpanjang status peringatan dini potensi cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024. Warning itu dihembuskan akibat meningkatnya curah hujan di Jabodetabek.
"Peringatan dini berlanjut hingga 15 Desember. Menjelang 15 Desember itu curah hujan akan meningkat bertahap. Kemudian puncaknya sekitar 15 Desember yang bisa mencapai 100mm/hari. Perlu diwaspadai," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, di Kantor Kemenko PMK, Selasa (10/12).
BMKG sebelumnya mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem pada 7-8 Desember 2024. Lalu berlanjut hingga 15 Desember, dikarenakan curah hujan di Jabodetabek yang masih tinggi.
Dwikorita mengatakan, modifikasi cuaca yang dilakukan BMKG, BNPB, dan Pemprov DKI Jakarta setidaknya mengurangi 30 persen curah hujan. Menurutnya, cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, bibit siklon 91S yang masih ada di Samudera Hindia tetapi mulai menjauh dari Indonesia. Lalu, faktor jelang puncak musim hujan yang diperkuat dengan efek La Nina.
Baca Juga: 3 Januari, MK Mulai Sidang Sengketa Pilkada 2024
Bahkan juga ada fenomena Median-Julian OScillation (MJO) yang merupakan kumpulan awan dari arah Samudera Hindia barat Indonesia. Ini menjadi penyebab cuaca ekstrem di Jabodetabek.
"BMKG bersama BNPB akan terus berupaya modifikasi cuaca, namun jangan khawatir akan membanjiri wilayah lain. Karena sesungguhnya yang dimodifikasi itu adalah awan-awan yang masih di laut yang belum sempat masuk ke daratan," kata Dwikorita.
Masyarakat diimbau tetap terus memonitor perkembangan informasi cuaca yang sangat dinamis melalui berbagai kanal. Utamanya melalui aplikasi laman BMKG, termasuk media sosial.
Potensi Bencana di Pulau Jawa di tengah adanya peringatan waspada dari BMKG. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) turut mengingatkan seluruh daerah di Pulau Jawa agar bersiaga menghadapi potensi bencana alam.
“Kondisi tersebut dikarenakan yang terjadi saat ini masih awal, puncaknya akan berlangsung awal 2025 sebagaimana prakiraan dari BMKG,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers bertajuk “Disaster Briefing” Senin (9/12).
Berdasarkan analisa BMKG diketahui Pulau Jawa, dan 60 persen zona musim di Indonesia lainnya saat ini sudah berada pada musim penghujan dan puncaknya berlangsung sampai kuartal pertama 2025. Dalam rentang waktu tersebut, BMKG melaporkan kalau hujan meningkat sebesar 20 % dibandingkan kondisi normal.
Artikel Terkait
Sukabumi Darurat Bencana : 27 Desa Dihujam Banjir Bandang, Pergerakan Tanah, hingga Tanah Longsor
BMKG Angkat Suara Soal Sukabumi Dikepung Bencana : Cuaca Ekstrem Diperkirakan Masih Terjadi Tiga Hari ke Depan
Pemerintah Sukabumi Tarik Tuas Status Tanggap Bencana, Ini Rincian Cuaca Ekstrem yang Terjadi di Berbagai Wilayah
Prof Heri Hermansyah Resmi Jabat Rektor UI Periode 2024 hingga 2029
Ketua KPU Jawa Barat, Ummi Wahyuni Gugat Putusan DKPP, Pengamat Politik Endus Kejanggalan
Bencana Sukabumi Terkini! 3 Warga Meninggal, 4 Hilang : Listrik Padam, Air Bersih Sulit
Bencana Sukabumi Terkini : 14 Titik Jalan Provinsi Terputus, Perbaikan Dikebut 1,5 Bulan, Sementara Bantuan Lewat Laut