Tak sendirian, jasad Aksenya ditemani dengan ransel berisi batu yang diduga untuk menenggelamkan tubuhnya.
Sebelum ditemukan meninggal, orang tua Akseyna mengaku sempat kehilangan kontak dengan sang anak selama beberapa hari.
Namun, setelah muncul kabar ada jasad ditemukan di UI, mereka segera berkoordinasi dengan pihak kampus dan kepolisian.
Bukan perkara mudah, polisi baru bisa mengetahui identitas korban setelah empat hari melakukan identifikasi.
Adapun orang tua mengenali korban lantaran melihat pakaian yang dikenakan.
Dugaan Pembunuhan
Seiring berjalannya waktu, dari bunuh diri, muncul dugaan pembunuhan. Hal ini setelah melihat hasil visum yang menunjukkan adanya air dan pasir di paru-paru Akseyna. Kondisi itu mengindikasikan bahwa Akseyna masih hidup ketika ditenggelamkan.
Tak hanya itu, Krishna Murti, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Kriminal Umum Polda Metro Jaya, juga mempertanyakan mengapa Akseyna memilih menenggelamkan diri di danau yang dangkal jika memang berniat bunuh diri.
Baca Juga: Pembayar Pajak Kendaraan di Kabupaten Bogor Meningkat 105 Kali Lipat
Lama kelamaan, semakin banyak indikasi bahwa Akseyna meninggal karena dibunuh. Namun kasus ini tak kunjung juga menemukan titik terang.
Kasus Dibekukan
Karena keterlambatan identifikasi korban, polisi kehilangan momentum untuk mengamankan bukti-bukti penting di tempat kejadian. Hal ini membuat kasus ini tak kunjung terpecahkan.
Kasus Kembali Dibuka Pada 2020 dan 2024
Artikel Terkait
Kombes Imran Janji Ungkap Kasus Akseyna
Tujuh Tahun Mandek, Mahasiswa UI Tuntut Keadilan Kematian Akseyna
Kriminolog : Kematian Akseyna Titik Kelemahan Kepolisian, Meninggal Sebelum Olimpiade Biologi
Keluarga Akseyna Protes Surat Kompolnas
Kematian Akseyna di UI Depok : Sewindu Dibuat Semu
Praktisi Hukum, Deolipa Yumara Beberkan Penyebab Kasus Akseyna Tak Kunjung Terungkap