Senin, 22 Desember 2025

Barak Militer Dedi Mulyadi Disetop? Kepsek di Depok Nilai Sudah Bagus Hanya Butuh Diperbaiki

- Selasa, 24 Juni 2025 | 06:35 WIB
Suasana program Barak Militer gelombang pertama yang berlangsung di Rindam III, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (DOKUMEN RADAR DEPOK)
Suasana program Barak Militer gelombang pertama yang berlangsung di Rindam III, Kabupaten Bandung, Jawa Barat (DOKUMEN RADAR DEPOK)

Masih menjadi pertanyaan besar Barak Militer rencana akan diberhentikan, memang sedari awal program ini menimbulkan beragam pandangan ada yang pro dan kontra. Seluruhnya melihat dari kacamata yang berbeda.

Yang menarik, program ini justru mendapat banyak dukungan dari warganet meski anggarannya mencapai miliaran rupiah. Di tengah gempuran kritik terhadap anggaran proyek-proyek pemerintah yang boros, program ini justru dianggap lebih bermanfaat dan menyentuh langsung kebutuhan generasi muda Jawa Barat.

Dalam laporan resmi yang disampaikan oleh Kadisdik Jawa Barat kepada Komisi V DPRD Jabar, program pendidikan karakter Gapura Panca Waluya telah menghabiskan dana hingga Rp3,2 miliar selama 18 hari pelatihan. Jika dirinci, setiap siswa memerlukan sekitar Rp11,7 juta untuk mengikuti pelatihan tersebut.

Baca Juga: Samsul Hidayat Minta Warga Bogor jadi Duta Sampah

Data tersebut diperoleh Anggota Komisi V DPRD Jawa Barat, Zaini Shofari saat rapat dengan Disdik Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Zaini pun mempertanyakan efektivitas dan transparansi penggunaan anggaran yang dinilainya sangat besar untuk program singkat tersebut. Menurutnya anggaran itu digunakan untuk segala kebutuhan seperti makan, minum hingga honor mentor.

“Ya artinya sekitar Rp11 juta kurang lebih, begitu mahal untuk sekian hari. Ini menunjukkan kalau di dalamnya tidak ada perencanaan yang matang, kalau ada perencanaan semua bakal sistemik,” tegasnya.

Baca Juga: Deny Kartika Harap Empat Usulan Raperda Mampu Tarik Minat Investor ke Kota Depok

Sebelumnya, Pemprov Jawa Barat Jabar menyiapkan anggaran sekitar Rp 6 miliar untuk membiayai anak bermasalah yang menjalani pendidikan karakter di barak militer. Uang itu bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jabar Tahun 2025.

“Kami sudah set up, itu ada Rp 6 miliar untuk SMA/SMK. Kami akan back up langsung itu dari APBD Jawa Barat,” ungkap Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman saat ditemui di Lembang, saat itu.

Herman menjelaskan, anggaran sekitar Rp 6 miliar itu digunakan untuk membiayai sebanyak 900 siswa yang mengikuti program siswa masuk di barak militer.

Baca Juga: Jaga Keamanan Dimulai dari Keluarga, Begini Seruan Kompol Winam Agus Buat Warga Tapos Depok

“Kurang lebih untuk 900 siswa. Gelombang pertama 350 siswa. Nanti kita lihat kuantitatifnya disesuaikan dengan kebutuhan,” kata Herman.

Sementara itu Kepala SMK An Nur Depok, Ahmad Latif mengatakan, jika melihat dari konsep yang ditawarkan pada program tersebut, dinilai terlalu mendadak. Sehingga menimbulkan banyak persepsi di kalangan praktisi pendidikan dan lainnya.

“Menurut saya pribadi, mengirim anak-anak pelajar ke barak militer ini harus melihat dari dua persepsi. Pertama, apakah pengiriman itu sifatnya adalah hukuman. Kedua, apakah itu sifatnya memotivasi,” kata Ahmad Latif saat dikonfirmasi Radar Depok, Senin (23/6).

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X