Duh! Depok Masih Kekurangan 864 Guru

RADARDEPOK.COM – Umumnya selalu dilantangkan soal kekurangan sekolah negeri di Kota Depok. Padahal, sekolah negeri yang ada di Depok belum maksimal soal tenaga pendidik.

Sampai tahun ini, Kota Depok tercacat masih kekurangan guru sebanyak 864 orang dari 240 sekolah negeri baik dasar maupun menengah. 

“Kami akui pada tahun ini Kota Depok masih kekurangan guru. Untuk SD Negeri kurang 205 guru dan untuk SMP Negeri kurang 659 guru. Ya kalau dikalkulasikan berarti kurang 864 guru,” beber Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah kepada Radar Depok, Kamis (3/7).

Baca Juga: Di Podcast Blak-blakan! Tiga Tahun KNPI Depok Tidak Disiram Anggaran

Angka jumlah kekurangan guru tersebut, sambung Siti, berdasarkan data yang dicatat Dinas Pendidikan Kota Depok, dari total jumlah 206 SD Negeri dan 34 SMP Negeri yang tersebar di Kota Depok.

Ada banyak faktor kenapa Kota Depok bisa kekurangan guru. Ada yang pensiun, meninggal dunia, mutasi, dan lain-lain. Faktor ini menjadi salah satu penyebabnya. Terutama yang pensiun itu bisa 300 guru per tahun. Sementara pengangkatan guru baru tidak ada.

“CPNS belum dibuka, serta tenaga pendidik yang masih jauh dari mencukupi dari Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Kota Depok,” ungkap Siti.

Baca Juga: Walikota Supian Suri: Pemkot Depok Gratiskan 10.000 Pelajar Ikut Bimbel 

Sementara itu Kasubag Umum dan Kepegawaian pada Dinas Pendidikan Kota Depok, Syaiful Anwar membeberkan, jumlah guru yang tercatat pada tahun ini ditotal mencapai 4.961 orang. Baik itu seorang ASN maupun Pelaksana Kerja Tidak Tetap (PKTT) di SD dan SMP Negeri.

“Guru SD Negeri ada 3.623 orang. Untuk guru ASN ada 2.454 orang, sedangkan PKTT ada 1.169 orang. Kemudian untuk guru SMP Negeri ditotal 1.338 orang. Untukn guru ASN 693 orang, sedangkan PKTT 645 orang,” beber Anwar.

Menurut Anwar, faktor penyebab Kota Depok kekurangan guru karena jumlah guru yang direkrut lebih sedikit dari jumlah guru yang pensiun. Bertambahnya kebutuhan guru akibat dibukanya sekolah baru, dan bertambahnya jumlah rombongan belajar (Rombel).

Baca Juga: Giliran UHC Depok Diwacanakan Dihapus 2026, Wakil Ketua DPRD Tajudin Tabri Menolak 

Faktor lainnya, sambung Anwar, terkadang seorang guru ditugaskan sebagai kepala sekolah atau pengawas, kemudian ada juga guru yang pindah tugas keluar Depok, serta guru yang meninggal dunia.

“Untuk jumlah guru ideal di sekolah itu tergantung pada kebutuhan guru yang dihitung berdasarkan jumlah Rombel, dan jumlah jam mengajar tiap mata pelajaran yang berbeda-beda,” jelas Anwar.

Misalnya, lanjut Anwar, untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia itu 6 jam mengajar sepekan, sedangkan Matematika 5 jam mengajar sepekan. Artinya, kebutuhan guru ideal itu berbeda untuk setiap sekolah, karena dihitung berdasarkan jumlah Rombel di sekolah itu.