Senin, 22 Desember 2025

Kasus Stunting di Depok Tembus 3.395 Balita : Kecamatan Tapos Urutan Pertama : Ini Data Selengkapnya

- Kamis, 10 Juli 2025 | 07:00 WIB
TINDAKAN : Saat berlangsungnya program untuk menekan angka stunting yang terjadi di Kota Depok.  (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)
TINDAKAN : Saat berlangsungnya program untuk menekan angka stunting yang terjadi di Kota Depok. (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM – Dinas Kesehatan Kota Depok mencatat angka stunting di Kota Depok mencapai 3.395 balita, berdasarkan data riil yang ditimbang di Posyandu hingga Februari 2025. Dalam hal ini Kecamatan Tapos menjadi wilayah dengan angka stunting tertinggi, 510 balita.

Jika dibandingkan dengan tahun 2024, data riil angka stunting yang tercatat hingga Agustus mencapai 3.377 balita. Artinya terdapat peningkatan angka stunting 18 balita, atau kenaikan 0,21 persen.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Depok, Zakiah menerangkan, memang presentase stunting jika dibadingkan tahun 2024 dengan 2025 meningkat 0,21 persen, bila dilihat data riil yang ditimbang Posyandu.

“Namun bila dilihat dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kota Depok, angka stunting mengalami penurunan dari 14,3 persen menjadi 12,5 persen. Artinya ada penurunan 1,8 persen,” ungkap Zakiah kepada Radar Depok, Rabu (9/7).

Baca Juga: Polres Metro Depok Tanam Jagung, Kombes Abdul Waras : Manfaatkan Lahan, Target Satu Hektare Satu Ton

Stunting dapat terjadi karena berbagai faktor, beber Zakiah, diantaranya kurangnya asupan gizi, infeksi berulang, kondisi kesehatan ibu dan anak, hingga faktor lingkungan.

“Kurangnya asupan gizi juga banyak faktonya. Misalnya nutrisi ibu yang buruk. Gizi buruk pada ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah dan berisiko stunting,” jelas Zakiah.

Kemudian Air Susu Ibu (ASI) eksklusif yang tidak memadai. Jika pemberian ASI eksklusif tidak tepat atau tidak cukup, serta keterlambatan pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tidak memenuhi kebutuhan gizi anak, dapat menyebabkan kekurangan nutrisi.

MPASI yang tidak tepat. Jika pemberian MPASI yang tidak beragam dan tidak mengandung cukup protein hewani dan mikronutrien, juga dapat menyebabkan stunting.
Terkait infeksi berulang, Zakiah mengatakan, jika anak yang sering mengalami infeksi terutama infeksi saluran pernapasan dan pencernaan, dapat mengalami gangguan penyerapan nutrisi dan pertumbuhan.

Perihal kondisi kesehatan ibu dan anak, Zakiah mengungkapkan, hal itu juga bisa disebabkan berbagai faktor. Misalnya ibu dengan riwayat stunting. Artinya, ibu yang memiliki riwayat stunting juga memiliki risiko lebih tinggi untuk melahirkan anak stunting.

Baca Juga: Duh! Silpa Depok Rp224 Miliar, OPD Belum Maksimal Bekerja

“Kelahiran prematur. Bayi yang lahir prematur juga memiliki risiko lebih tinggi mengalami stunting. Kemudian penyakit bawaan. Beberapa penyakit bawaan dapat menghambat penyerapan nutrisi dan pertumbuhan anak,” jelas Zakiah.

Terkait dengan faktor lingkungan, Zakiah membeberkan, dapat disebabkan karena sanitasi Buruk. Jika sanitasi yang buruk dan kurangnya akses terhadap air bersih, dapat meningkatkan risiko infeksi dan penyakit yang menyebabkan stunting.

“Kemudian pola asuh yang kurang tepat. Kurangnya stimulasi dan interaksi yang tepat dengan anak juga dapat mempengaruhi tumbuh kembangnya,” kata Zakiah.

Pemkot Depok dalam hal ini tengah melakukan berbagai upaya untuk menekan angka stunting, ujar Zakiah, adapun pencegahan stunting yang dilakukan mencakup pencegahan anemia pada remaja putri.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X