RADARDEPOK.COM – Makanan yang disajikan untuk santri Pondok Pesantren Baitul Quran, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, membawa petaka. Minggu (31/8), sedikitnya ada 135 santri yang diduga mengalami keracunan usai santap makanan.
Hal ini menyebabkan sejumlah santri menjalani perawatan intensif di sejumlah fasilitas kesehatan. Bahkan hingga Rabu (3/9) ini, beberapa santri masih menjalani rawat inap.
Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Quran, Miftah Surur menjelaskan, insiden dugaan keracunan makanan itu terjadi pada Minggu (31/8) malam.
Bermula ketika ada gejala mual, muntah dan diare yang dirasakan santrinya, hingga akhirnya pihak pondok pesantren cepat tanggap membawa santrinya itu ke sejumlah fasilitas kesehatan terdekat. Sampai Rabu (3/9) ini masih ada santri yang dirawat.
Baca Juga: Ketua DPRD Ade Supriyatna Apresiasi Penjagaan Prajurit TNI : Alhamdulillah Depok Kondusif
“Terkait dengan indikasi keracunannya itu apa silakan ditanyakan kepada Dinas Kesehatan Kota Depok maupun puskesmas. Karena sampai saat ini kami belum bisa memastikan hal itu,” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Baitul Quran, Miftah saat dikonfirmasi Radar Depok, Rabu (3/9).
Puskesmas dan Dinas Kesehatan sudah memeriksa dapur pondok pesantren, kata Miftah, tetapi untuk penyebab pastinya dia meminta agar hal itu dikonfirmasi kepada pihak yang berwenang, karena beberapa sampel sudah diambil RS Bhayangkara Brimob dan puskesmas.
“Insiden ini merupakan kejadian yang luar biasa bagi kami. Karena sejak 20 tahun berdirina pondok pesantren ini, baru pertama kali perisitwa ini terjadi. Artinya secara menu makanan sejak 20 tahun berjalan dan baru kali ini terjadi ya kami juga bingung,” tutur Miftah.
Sementara itu, Kepala RS Bhayangkara Brimob, AKBP Arinando Pratama menerangkan, pada Senin (1/9) RS Bhayangkara Brimob mendapatkan informasi dan kedatangan 57 santri dari Pondok Pesantren Baitul Quran.
“Santri yang datang ke RS Bhayangkara Brimob ini mengalami gejala yang hampir sama. Dengan keluhan pusing, lemas, mual, muntah, dan buang air besar dalam jumlah yang sangat sering,” jelas AKBP Arinando.
57 santri tersebut langsung ditangani RS Bhayangkara Brimob, kata AKBP Arinando, dan setelah dilakukan triase atau penanganan awal, dinyatakan bahwa 31 santri di antaranya memerlukan perawatan lebih lanjut atau rawat inap, sekaligus penanganan khusus oleh dokter spesialis anak. Sementara 26 santri lainnya dinyatakan diperbolehkan untuk pulang atau rawat jalan.
Sampai dengan Rabu (3/9) ini, sambung AKBP Arinando, ditotalkan sudah ada 72 santri yang mendapatkan penanganan di RS Bhayangkara Brimob. Dari 72 santri tersebut, 42 diantaranya memerlukan perawatan lebih lanjut atau rawat inap, dikarenakan gejala dehidrasi atau kekurangan cairan. Sementara 30 santri lainnya rawat jalan.
“Alhamdulillah saat ini sudah ada 10 santri yang menjalani rawat inap telah dipulangkan, sehangga saat ini tersisa 32 yang masih dirawat di RS Bhayangkara Brimob,” jelas AKBP Arinando.
Dalam menangani para santri tersebut, AKBP Arinando mengatakan, pihaknya turut berkoordinasi dengan Puskesmas Tugu dan Dinas Kesehatan Kota Depok. Dan dari Dinas Kesehatan Kota Depok langsung mengerahkan tim pengawasan. Untuk mencari tahu, mengidentifikasi dan mengambil sampel.
“Terkait penyebabnya kami belum bisa menyimpulkan, karena ini menjadi kewenangan dari Dinas Kesehatan. Kami berharap dalam beberapa hari kedepan para santri ini kondisinya semakin membaik,” tutur AKBP Arinando.
Artikel Terkait
Doa Bersama Lintas Agama di Depok, Walikota Supian Suri : Teguhkan Tekad Jaga Kota Ini, Jaga Negeri Ini
Kecam Kekerasan, BEM UI Keluarkan Lima Butir Sikap : Jangan Terprovokasi, Warga Jaga Warga
Minimal Tanam Satu Pohon untuk Generasi Mendatang, Begini Seruan Walikota Depok Supian Suri
Aliasi Dosen Indonesia Tuntut Pemerintah Ubah Kebijakan
Evaluasi Perwal Tunjangan Rumah Anggota DPRD Kota Depok Dibahas Hari Ini
Masa Tahanan Rudy Kurniawan Diperpanjang 30 Hari
Ketua DPRD Ade Supriyatna Apresiasi Penjagaan Prajurit TNI : Alhamdulillah Depok Kondusif