RADARDEPOK.COM – Seorang mahasiswa kampus pelat merah berinisial DNW, diduga menjadi korban pengeroyokan puluhan mahasiswa lainnya, sesama almamater.
Sebelum dikeroyok, DNW diminta mengaku dan meminta maaf dengan alasan telah melakukan pelecehan terhadap mahasiswi berinisial N. Bahkan, pengakuan itu direkam E yang merupakan kerabat N.
Tak berselang lama, video DNW itu tersebar di sejumlah grup internal dan eksternal kampus. Lalu, E dan rekannya berinisial R menjemput DNW ke tempat terjadinya pengeroyokan tersebut, atau tepatnya di belakang gedung kampus.
Sebagai informasi, korban berinisial DNW itu telah melaporkan kejadian pengeroyokan itu kepada polisi pada 20 November 2025.
Kuasa hukum DNW, Army Mulyanto mengungkap, kedatangan DNW ke lokasi kejadian telah dinantikan sejumlah mahasiwa lainnya yang berujung pada aksi pengeroyokan di lingkungan kampus tersebut.
Baca Juga: Ratusan Pekerja di Depok Kena PHK, Apindo : Investasi jadi Kunci Jalan Keluar
“Di situ ternyata sudah banyak temen-temen yang lain yang pada ngumpul. Nah, terjadilah penyiksaan disitu, penganiayaan dan pengeroyokan. Dipaksa untuk mengaku terhadap kejadian yang sebenarnya,” jelas Army Mulyanto kepada Radar Depok, Kamis (27/11).
Menurut Army Mulyanto, kliennya sama sekali tidak pernah melakukan pelecehan seksual. Lucunya, mahasiswi berinisial N yang mengaku menjadi korban pelecehan itu justru ikut mengeroyok DNW.
“Disitu DNW babak belur, disundut, disiksa,” ujar Army Mulyanto.
Beruntung, kata Army Mulyanto, DNW telah mengirim sinyal kepada pamannya sebelum kejadian itu terjadi, sehingga dia bisa mendapatkan pertolongan, walaupun dalam kondisi yang sudah babak belur.
“Kurang lebih mungkin sekitar satu jam atau dua jam itu, datanglah nih omnya sama temen-temennya. Untuk coba mengevakuasi si korban. Setelah itu akhirnya berhasil dievakuasi, meskipun sempat ada konflik disitu tapi tidak ada sampai pukul-pukulan,” beber Army Mulyanto.
Anehnya, jelas Army Mulyanto, mahasiswi yang mengaku sebagai korban pelecehan itu tidak melaporkan kejadian tersebut kepada aparat kepolisian.
“Faktanya ya, kalau misalnya memang itu ada kejadian tersebut, kenapa gak dilakukan proses laporan juga kan,” tutur Army Mulyanto.
Di sisi lain, Army Mulyanto mengakui, hubungan DNW dan N bisa dibilang dekat. Sebelum pengeroyokan, N dan rekannya berinisial I sempat menginap di rumah DNW.
“Nah makanya kalau memang dianggap tuduhannya bahwa ada kekerasan, anggaplah ada hubungan seksual terus kemudian ada kekerasan. Dugaan kuat itu pada saat terjadi itu yang kemudian terjadi di rumah korban. Tapi faktanya sama sekali tidak ada. Dan itu bisa dipastikan sama sekali tidak ada,” beber Army Mulyanto.
Artikel Terkait
Pemkab Bogor Serahkan 7.888 Arsip ke Depok
Pagar Makan Tanaman! Sopir di Depok Ini Tega Kuras ATM Majikan Sebesar Rp430 Juta
Rektor UI Resmi jadi Advisor di South China Normal University : Perkuat Jejaring Global, Tekankan Pentingnya Kolaborasi Antar Negara
Satpol PP Depok Babat 92 Bangunan Liar di Sepanjang Jalan Raya Citayam
Pemkot Depok Larang Masyarakat Konsumsi Daging Kucing dan Anjing
Ratusan Pekerja di Depok Kena PHK, Apindo : Investasi jadi Kunci Jalan Keluar
Kenaikan Insentif Guru Belum Bisa di Depok, Begini Perhitungannya