Dengan alasan krisis tokoh tersebut, Thomas menilai sosok Kaesang Pangarep menjadi impian yang baru bagi masyarakat Kota Depok yang kurang bergairah ikut serta dalam perhelatan Pilkada.
"Jadi dengan sosok Mas Kaesang ini saya rasa, asa masyarakat hidup kembali, makanya besar atensi dari mereka," papar Thomas.
Untuk melanjutkan dan mengembangkan dukungan dari masyarakat, GP Center akan melakukan deklarasi dukungan terhadap Kaesang di wilayah Sukmajaya, Depok pada 1 April mendatang.
"Mungkin di Taman Merdeka, ya representasi masyarakat terkait Mas Kaesang yang entrepreneurship, kita akan cari tempatnya nanti," lanjut Thomas.
Ia mengungkapkan lahir di Depok sehingga tahu kondisi kota dari zaman Wali Kota Nur Mahmudi Ismail hingga Mohammad Idris.
"Sampai sekarang, makin ke sini makin ga maju kita, stagnan," ungkap Thomas.
Thomas menjelaskan tidak mempermasalahkan sekolah dan perumahan berbasis agama, tapi dia meminta agar yang lain juga bisa dimajukan.
Baca Juga: Simak Pertemuan PDI P-PPP : Bertentangga Tinggal Ketuk Pintu, Nostalgia Mega-Hamzah
"Coba cari bukti pernah tidak Depok mengadakan festival musik antarpelajar, atau mengadakan kontes drum, tetangga saya jago main drum tapi ikut kontesnya di Yogyakarta, Solo, Surabaya dan daerah lainnya, di Depok tidak ada, itu sih yang ingin kita suarakan," ucap Thomas.
Sementara dilokasi terpisah, Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Depok, Hendrik Tangke Allo (HTA) menampik secara tegas jika Depok tidak kekurangan sosok pemimpin yang mumpuni, sebab banyak tokoh potensial, baik dari perempuan dan pria.
Adapun sososk yang dimaksud HTA, seperti Supian Suri dan Nina Suzana yang merupakan ASN di Depok, juga ada tokoh politik, yakni Yeti Wulandari (Wakil Ketua DPRD dari Partai Gerindra), Tajudin Tabri (Wakil Ketua DPRD dari Partai Golkar), Hamzah (Anggota DPRD dari Partai Gerindra), Edi Sitorus (anggota DPRD dari Partai Demokrat, Mazhab HM dan Qonita Lutfiyah (anggota DPRD dari PPP).
Bahkan ditegaskan HTA, , di Depok juga banyak tokoh dari Nahdlatul Ulama yang memiliki kepiawaian menjadi pemimpin. Dan tentunya juga adalah kader-kader terbaik dari PDI Perjuangan.
“Kenapa harus jauh-jauh impor dari luar, banyak tokoh pemimpin yang bagus asli Depok. Tapi semua itu saya kembalikan ke partai, karena kewenangan penuh ada di partai,” ungkap HTA. (arn/ger/**)
Artikel Terkait
Tingkatkan Kinerja ASN, Pemkab Bekasi Terapkan Sistem Merit
Duhh… THR ASN Hanya 50 Persen, Begini Kata Menkeu Sri Mulyani
Indonesia Batal Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Ini Pernyataan Lengkap FIFA Terkait Batalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Pemprov Jabar Gencarkan Perbaikan Jalan di Jalur Mudik, Gubernur Jabar: Total Ada 71 Pekerjaan