Baca Juga: Selisih Suara Limo Bikin Panas Rekapitulasi, Begini Kronologisnya
”Saya ingin mengajak para pengakses Sirekap, tidak hanya melihat data numeriknya saja, tapi mohon lihat foto formulir model C hasil planonya,” ungkap dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI Grace Natalie sebelumnya mengingatkan semua pihak untuk tidak tendensius menyikapi rekapitulasi KPU yang masih berlangsung.
Menurut Grace, penambahan dan pengurangan suara dalam proses rekapitulasi merupakan hal wajar. Terlebih, hingga saat ini masih ada lebih dari 70 juta suara yang belum dihitung.
Baca Juga: Rektor Nonaktif UP, ETH Melawan! : Selasa Depan Dipanggil dengan Laporan Korban DF
Diberitakan sebelumnya, anomali perolehan suara PSI menuai sorotan setelah terjadinya lonjakan suara PSI di sistem rekapitulasi elektronik KPU.
Partai yang diketuai Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Joko Widodo, itu tercatat memperoleh 2.403.392 (3,13 persen) secara nasional (data diakses pukul 17.00 WIB kemarin) dengan 65,82 persen data TPS yang masuk.
Anomali itu mulai jadi sorotan sejak Jumat (1/3). Suara PSI tercatat terus merangkak naik selama dua hari berturut-turut. Bahkan, penambahan tersebut mencapai 104 ribu suara dan membuat persentase perolehan suara PSI tembus di atas 3 persen.
Baca Juga: Ungkap Kemirisan Nasib Seniman Komedi, Komeng : Kalau dari Dalam Gampang Merapihkannya
Persentase tersebut melampaui prediksi sebagian besar hasil quick count yang menyebut PSI hanya meraih suara nasional di bawah 3 persen.
Di sisi lain, proses rekapitulasi hasil suara pemilu di luar negeri kemarin sudah mencapai lebih dari 90 persen. Pantauan Jawa Pos, pembacaan dokumen formulir model D hasil PPLN kemarin di KPU berlangsung relatif lancar.
Tidak ada kejadian khusus yang menonjol saat PPLN membacakan D hasil di hadapan KPU, Bawaslu, dan para saksi.
Idham menjelaskan, rekapitulasi suara luar negeri itu ditargetkan selesai hari ini. Selanjutnya, KPU tinggal menunggu hanya hasil suara dari PPLN Kuala Lumpur, Malaysia, yang rencananya melakukan penghitungan suara ulang (PSU).
”Kami masih melakukan komunikasi intens dengan pihak-pihak terkait tentang rencana PSU (di Kuala Lumpur, Red),” jelasnya.