“Yang paling saya ingat itu sikapnya. Dia sangat patuh pada guru, hormat pada orang yang lebih tua, santun pada teman-temannya. Dari kecil akhlaknya sudah kuat,” tegas dia.
Sehingga, kata Mustopa, Itulah yang menjadi bekal pertama kepemimpinan saat ini, dengan bisa menduduki berbagai jabatan strategis di Pemkot Depok hingga saat ini bisa menjadi Walikota Depok.
Lebih bangganya, semenjak Supian Suri lulus dari SDN Kalimulya 4, Supian Suri tak pernah putus berkomunikasi dan menjalin silaturahminya bersama seluruh gurunya, termasuk kepada Mustopa hingga saat ini.
Baca Juga: 3.569 Balita Depok Stunting, Begini Upaya yang Ditempuh Dinkes
“Saat Supian Suri menamatkan SD, lalu melanjutkan ke SMP, SMA di Bogor, hingga kuliah di STPDN. Namun satu hal tak pernah putus. Yakni, hubungan guru dan murid. Setiap Lebaran, dia selalu datang ke rumah saya. Sama bapaknya, kadang sama keluarganya. Itu rutin. Sampai dia menjadi pejabat juga masih begitu. Tidak pernah lupa,” ujar Mustopa.
Mustopa mengatakan, dari seorang siswa, menjadi pemuda, lalu pejabat pemerintahan, hingga akhirnya menjabat Walikota Depok, Supian Suri tetap menyempatkan diri pulang, menjenguk, dan mencium tangan para gurunya hingga saat ini.
“Bagi saya, itulah nilai tertinggi dari pendidikan. Yaitu, murid yang tak pernah lupa asalnya,” tutur dia.
Kini, ketika muridnya berdiri di kursi kepemimpinan tertinggi di Kota Depok, Mustopa hanya menitipkan satu pesan yang bukan hanya untuk Supian Suri. Yakni, selalu mengutamakan kepentingan masyarakat Kota Depok
“Jabatan itu amanah. Itu kepercayaan dari masyarakat. Maka harus dijaga sebaik-baiknya. Utamakan kepentingan masyarakat Depok,” katanya tegas. ***