Minggu, 26 Maret 2023

Pak Zulhas di Depok HET MinyaKita Jebol Rp2.000

- Senin, 6 Februari 2023 | 07:30 WIB
MENUNJUKKAN : Stok MinyaKita yang ditunjukkan pedagang toko sembako di UPT Pasar Agung, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, Minggu (5/2).  (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)
MENUNJUKKAN : Stok MinyaKita yang ditunjukkan pedagang toko sembako di UPT Pasar Agung, Kelurahan Abadijaya, Kecamatan Sukmajaya Kota Depok, Minggu (5/2).  (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM – MinyaKita yang digadang-gadang pemerintah minyak termurah nyatanya sangat sukar ditemui di pasar tradisional Kota Depok. Sekalinya ada, harga minyak seberat seliter itu kini dibanderol Rp16.000 bukan Harga Eceren Tertinggi (HET) Rp14.000. Minggu (5/2), pedagang di UPT Pasar Agung dan Kemirimuka keberatan dengan kenaikan tersebut.

Pedagang sembako di UPT Pasar Agung, Bayu Adi mengungkapkan, kenaikan harga MinyaKita sudah terjadi sekira tiga pekan yang lalu. “Sebelumnya, harga penjualan satu liter MinyaKita Rp14 ribu. Sedangkan penjualan dua liternya Rp28 ribu,” ungkap dia kepada Harian Radar Depok, Minggu (5/2).

Bayu mengatakan, harga MinyaKita melonjak naik dalam tiga pekan terakhir, minyak subsidi dari pemerintah tersebut sulit dicari dan harganya yang naik. “Mau tidak mau kami juga harus menaikkan harga. Satu liter jadi Rp16 ribu dan dua liter jadi Rp31 ribu,” beber Bayu.

Baca Juga: Pembangunan Perumahan Jepang di Depok Diultimatum Soal Lingkungan

Dia mengungkapkan, semenjak MinyaKita hadir di lingkup masyarakat dengan harga yang sangat terjangkau. Umumnya masyarakat beralih dari yang sebelumnya biasa membeli minyak premium, kini beralih ke MinyaKita.

Terpisah, salah seorang pedagang sembako di UPT Pasar Kemirimuka, Putri Sri Rizky Yanti mengungkapkan, harga MinyaKita yang didapatkan selalu melonjak naik setiap pekan untuk harga perdusnya. “Rata-rata kenaikan perdusnya kisaran Rp3 ribu. Saat ini, harga jual MinyaKita ukuran satu liter senilai Rp15.500. Sedangkan yang berukuran dua liter senilai Rp31 ribu,” beber dia.

Berkaitan dengan kebijakan pembelian menggunakan KTP, Putri mengaku tidak pernah memberlakukan itu kepada pembelinya. “Kami tidak ingin mempersulit konsumem. Harga yang merangkak naik saja bagi kami cukup membheratkan,” ucap dia.

Baca Juga: Segera Datang ke Posyandu, 112.835 Balita di Depok Bakal Ditetesi Vitamin A

Meskipun harga MinyaKita naik secara bertahap, sambung Putri, masyarakat tetap membeli. Sebab harga yang jauh lebih murah dibandingkan minyak premium. “Perbandingan harga Minyak Kita dengan minyak premium yang sangat berbeda menjadi alasan Minyak Kita lebih dipilih masyarakat,” tegas dia.

Menimpali hal ini, Kabid Perdagangan pada Dinas Perdagangan Kota Depok, Sony Hendro menyebut, Minyakita bukanlah minyak goreng subsidi. "Minyakita bukan minyak subsidi, melainkan minyak yang harganya telah disepakati antara pemerintah dengan produsen, melalui kebijakan yang ditetapkan, mulai tingkat produsen ke distributor sampai ke agen," jelasnya.

Dia menjelaskan, Minyakita di Depok bukan mengalami kelangkaan, melainkan ada penurunan suplay dari Distributor. Yang disebabkan adanya penurunan suplay dari produsen ke distributor. "Sehingga, ada sedikit kenaikan harga, yang semula Rp14 ribu perliter, menjadi Rp14.500 hingga Rp15 ribu perliter," tutur Sony.

Baca Juga: 2.474.000 Wisatawan Kepung Depok di 2022, Okupansi Hotel Naik 60 Persen

Diketahui sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengatakan, adanya kelangkaan terjadi karena MinyaKita banyak dicari pasaran lantaran harganya lebih murah yaitu Rp14.000 per liter dan kualitasnya yang bagus.

"Untuk itu, Kementerian Perdagangan bakal menambah pasokan MinyaKita ke pasar yang sebelumnya 300.000 ton per bulan menjadi 450.000 ton per bulan," kata Zulkifli Hasan dalam keterangannya, Sabtu (4/2).

Sementara, pasokan MinyaKita untuk ritel modern akan dikurangi dan dialihkan ke pasar rakyat. Selain itu, Satgas Pangan terus melakukan pengawasan harga dan pasokan MinyaKita agar tepat sasaran.

Halaman:

Editor: Fahmi Akbar

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X