Salah satunya dialami SMK IT Napala 1 dan 2 di Desa Ciderum, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.
Lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Napala Indonesia (Yasni) itu hanya kebagian 21 siswa di SMK IT Napala dan 31 siswa di SMK IT Napala 2. Jumlah ini menurun drastis jika dibandingkan dengan penerimaa peserta didik baru tahun ajaran 2024/2025.
Baca Juga: Berapa Besaran Dana PIP 2025 untuk Jenjang Pendidikan SD, SMP, dan SMA?
"Siswa kelas X di tahun 2024 yang kami terima sebanyak 148 anak di SMK IT Napala 1 dan 2. Tahuh sekarang habis karena terimbas kebijakan Pak KDM," ujar Ketua Yayasan Napala Indonesia, Ahmad Baeti Firdaus.
Diakuinya, kebijakan Gubernur Jabar Dedi Mulyadi membuat down para kepala sekolah swasta. Karena memang bisa membuat lembaga pendidikan swasta gulung tikar.
Baca Juga: Perkuat Satgas Lantang Jaya, Kelurahan Mekarjaya Depok Hadirkan Hotline
"Sekolah swasta benar-benar habis karena kebijakan KDM, apalagi juga dikeluarkan aturan apabila jumlah siswa kurang dari 200 akan dimerger. Belum lagi terkait ijazah yang harus diserahkan meski anak didik masih ada tunggakan administrasi," katanya.
Ahmad Baeti Firdaus berharap negara hadir dalam persoalan ini. Memang ada Bantuan Operasional Sekolah (BOS), namun dengan jumlah anak didik yang sedikit tenttunya sangat memengaruhi operasional sekolah.***
Jurnalis : Achmad Kurniawan
Artikel Terkait
Perusakan Rumah di Sukabumi, KDM: ini Pidana yang Harus Disikapi Secara Hukum
KDM Terbitkan Sura Edaran Soal Jaminan Akses Pendidikan, Simak Isinya
DKR Depok Nilai Dinas Pendidikan Jawa Barat Pelintir Kebijakan KDM, Buntutnya Siswa Miskin Tetap Tak Bisa Sekolah
Kebijakan KDM Sengsarakan SMK/SMA Swasta, Satu Kelas Cuma 21 Siswa, Turun Sekitar 120 Murid Dibanding Tahun Lalu
KDM Janji Tuntaskan Masalah Longsor Gunung Putri