RADARDEPOK.COM-Istilah ‘Belanda Depok’ sudah banyak didengar oleh masyarakat luas, secara khusus masyarakat Kota Depok. Namun, hanya sedikit yang memahami bagian-bagian atau asal-usul dari istilah tersebut.
Laporan : Tracy Valerie Bacas
Belanda Depok sudah ada sejak zaman Belanda berkuasa dan juga identik dengan Kawasan Depok Lama. Awalnya, De Eerste Protestante Organisatie van Christenen, atau Depok, merupakan sebuah kawasan perkebunan yang didirikan oleh Cornelis Chastelein, seorang pejabat VOC pada abad ke-17.
Cornelis Chastelein adalah orang Belanda yang memberikan 12 marga kepada buruh yang dibawanya untuk tinggal di Kota Depok.
Marga tersebut adalah Bacas, Isakh, Jonathans, Jacob, Joseph, Loen, Laurens, Leander, Tholense, Soedira, Samuel, dan Zadokh.
Pewaris marga tersebut yang dikenal dengan sebutan ‘Belanda Depok’. Salah satu dari ke-12 marga tersebut adalah Bacas.
Pada kesempatan ini, Ketua Pembina Marga Bacas - Yayasan Lembaga Cornelis Chastelein (YLCC), Peter Bacas, menceritakan dengan antusias mengenai silsilah Bacas yang merupakan salah satu bagian dari 12 marga Belanda Depok.
Baca Juga: Rumah Makan Siapkan 2500 porsi untuk Bukber Dengan Anas Urbaningrum
“Mulanya, leluhur Bacas datang dari Makasar, tepatnya di daerah Goa. Mayoritas dari kaum tersebut adalah kaum yang beragama muslim,” ucap Peter, Selasa (11/4/23).
Namun, ketika masa-masa perbudakan, Cornelis Chastelein mengajarkan kepercayaan Nasrani kepada masyarakat, sehingga kaum Bacas tersebut akhirnya memegang kepercayaan Nasrani.
Seiring berjalannya waktu, kaum Bacas ada yang menikah dengan 11 marga Belanda Depok yang lain. Sehingga, menjadi saudara bersaudara dalam ikatan Belanda Depok tersebut.
Menurut Peter, ciri khas dari kaum Bacas ini cenderung ke arah seni dan pembangunan. "Bacas ini lebih ke arah seni, dan kreativitasnya juga dalam pembangunan. Banyak yang pandai bangun rumah, pandai menggunakan kayu menjadi sebuah objek seni. Contohnya, masyarakat Bacas di daerah Jalan Kamboja, Depok." tambah Peter.
Baca Juga: 6 Penyebab Nastar Retak Dan Tidak Halus
Selain kreatif, kaum Bacas ini juga cenderung pekerja keras dan senang merantau, sama halnya dengan Peter yang kebetulan bekerja dengan merantau ke Cilegon, Kalimantan, dan sebagainya.
Peter menambahkan, marga Belanda Depok yang lain pun juga mempunyai kualifikasi yang sama, karena di didik dengan bahasa ataupun cara yang sama pada jamannya.
Artikel Terkait
Mengenal Komunitas Sejarah Depok (1) Ingin Ciptakan Jalur Sejarah
Mengenal Komunitas Sejarah Depok (2) Menelusuri Jejak Sejarah dari Kota Depok
Mengenal Komunitas Sejarah Depok (3-Habis) Misi Utama Ingin Populerkan Situs Sejarah
FIB UI Kupas Sejarah Depok yang Terlupakan
Usulkan Gali Sejarah Depok di Belanda
Ketahui Sejarah Depok di Cornelis Koffie