RADARDEPOK.COM-Keberadaan Gereja Immanuel Depok dalam sejarah Kota Depok memiliki peran penting. Di masa lampau rumah ibadah umat kristiani ini namanya Gereja Masehi. Bahkan dulunya pernah alami kerusakan karena adanya gempa Mega Mendung.
Laporan : Fadliansyah
Di tengah gemerlapnya perkembangan kota Depok, terdapat sebuah bangunan yang bukan hanya menjadi penanda sejarah, tetapi juga menyimpan kisah panjang tentang keragaman masyarakatnya.
Baca Juga: Dusun Strawbery Walini, Bisa Menginap Sekaligus Berwisata di Kebun Strawbery, Seru Banget!
Bangunan kuno itu bernama Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel yang terletak di Kecamatan Pancoranmas, Depok, menceritakan lebih dari sekadar bangunan kuno.
Siang itu, Radar Depok menyambangi bangunan bercat putih itu. Terlihat, disana banyak orang berlalu-lalang melewati bangunan tua itu.
Adapun di kiri dan kanan jalan tampak rumah warga sekitar saling berdempetan. Tak cuma rumah, kawasan tersebut juga banyak sekali sekolah dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sebelumnya, GPIB Immanuel bernama Gereja Masehi di Depok, sebuah peninggalan bersejarah yang memiliki nilai keagamaan dan budaya, mengalami cobaan berat pada tahun 1834 akibat gempa Mega Mendung.
"Guncangan kuat itu menyebabkan gereja mengalami kerusakan yang signifikan," ujar Ketua Depok Heritage Community, Ratu Farah Diba.
Pada 31 Oktober 1948, Gereja Masehi Depok mengukir babak baru dalam sejarahnya dengan mengubah namanya menjadi GPIB Immanuel.
Struktur bangunan berbahan batu dengan atap genteng tanah liat menampilkan struktur atap menggantung yang ditopang oleh pilar-pilar, membentuk serambi kecil
Ketua Depok Heritage Community, Ratu Farah Diba mengatakan, pada tahun 1847, seorang pelukis bernama Rhijn mengunjungi Depok dan menciptakan lukisan gereja dan rumah pastor yang ditemuinya.
"Dalam melihat lukisan ini, kami dapat merasakan atmosfer Depok pada tahun 1847. Lukisan Rhijn memberikan kami pandangan yang berharga tentang bagaimana struktur dan kehidupan masyarakat terlihat pada masa itu," kata Ratu Farah Diba kepada Radar Depok, Rabu (24/1).
Baca Juga: Begini Soal Sekprov Manado Ajak ASN Ikut Kampanye Bersama Istri Ganjar Pranowo