feature

Pergi Pulang Sekolah Gelantungan Melintasi Jembatan Gantung Rusak: Harus Tempuh 2–3 Km Lebih Jauh, Lewat Sungai Khawatir Arus Deras

Jumat, 26 Juli 2024 | 05:15 WIB
PENUH RISIKO: Sejumlah pelajar meniti jembatan gantung rusak dari Desa Neglasari, Lengkong, ke Desa Bantar Panjang, Sukabumi (23/7). (NANDI/RADAR SUKABUMI)

RADARDEPOK.COM - Para pelajar dan warga di dua kecamatan terpisah sungai di Sukabumi harus lewat jembatan yang satu slingnya rusak karena lebih cepat. Rusak sejak Juni, baru akhir Juli ini rencananya mulai diperbaiki.

NANDI, Sukabumi

ANAK-ANAK dari TK sampai SMA ”bergantung” pada jembatan gantung yang satu slingnya rusak itu untuk pergi pulang sekolah. Baik secara konotatif maupun denotatif.

Konotatif karena jembatan di atas Sungai Cikaso itu akses penghubung utama yang menjadi gantungan antara Kecamatan Lengkong dan Kecamatan Jampang Tengah, Sukabumi, Jawa Barat. Denotatif karena anak-anak dari Lengkong sejak Juni lalu, setelah satu sling jembatan rusak, benar-benar bergantung ketika menyeberang.

Baca Juga: Lihat Lebih Dekat Satgas Dinas PUPR di Cinere : Gotong Royong dengan Kota Tetangga, Sampah Situ Pesanggrahan Tuntas

Seperti dilaporkan Radar Sukabumi, dengan hanya satu sling, bodi jembatan menggantung sebelah. Anak-anak dan siapa pun yang menyeberang otomatis harus meniti pelan-pelan sambil bergelantungan. Meleng sedikit otomatis tercebur. Dan, kalau arus sedang kencang bisa membahayakan nyawa.

Menurut Ruslan, kepala Dusun IV, Desa Neglasari, Lengkong, desa terdekat dengan jembatan tersebut, tiap hari ada 30–40 warganya yang harus meniti jembatan gantung rusak itu. ”Termasuk anak-anak PAUD, SD, SMP, sampai SMA,” katanya kepada Radar Sukabumi Selasa (23/7) lalu.

Jembatan dengan panjang 30 meter dan lebar 1,7 meter tersebut, lanjut Ruslan, kali pertama dibuat sekitar 50 tahun lalu. Awalnya bambu, lalu pada 2017 dibangun dengan menggunakan dua sling.

Baca Juga: Serunya MPLS di SDN Sawangan 4 Depok : Kenalkan Lingkungan Sekolah hingga Literasi Numerasi

Kalau tak berani melewati jembatan itu, warga Neglasari, Lengkong, harus memutar 2–3 kilometer untuk ke Desa Bantar Panjang, Jampang Tengah, yang ada di seberang sungai.

Pilihan lain jika tak mau meniti jembatan rusak tersebut adalah menyeberangi sungai. Itu jika arusnya sedang surut. Dan, jelas itu bukan pilihan mudah bagi para pelajar yang harus menjaga seragam mereka agar tak basah.

”Kalau bawa anak jalan bawah, jalan air nyeberang. Kalau gak bawa anak, lewat jembatan saja,” ujar Aisyah, warga Neglasari.

Baca Juga: Semangat Ranidha Andjani Bangun Usaha Souvenir hingga Raih Omzet Tinggi, Bisnis Ini Tidak untuk Diri Sendiri

Aisyah mengaku deg-degan tiap harus meniti jembatan. ”Takut banget, tapi mau gimana lagi kalau pas butuh cepat,” tuturnya.

Dia berharap jembatan tersebut bisa segera diperbaiki. Apalagi, titian tersebut jadi andalan anak-anak yang pergi pulang sekolah.

Halaman:

Tags

Terkini