RADARDEPOK.COM - Rigel Aditia Surya seorang anak berusia 11 tahun yang masih duduk di bangku SD, memiliki bakat luar biasa dalam olahraga biliar. Meraih prestasi gemilang ia berhasil menyeimbangkan antara sekolah dan latihan yang sangat padat.
Di sebuah sudut Kota Depok, terdapat sebuah tempat biliar yang sudah cukup terkenal di kalangan para penggemar permainan ini. Tempat tersebut sederhana, namun memiliki daya tarik tersendiri.
Ketika Tim Radar Depok melangkah masuk, suara bola biliar yang berbenturan sudah terdengar jelas. Seperti musik ritmis yang menandakan bahwa disana, permainan sedang berlangsung.
Pencahayaan di ruangan itu terfokus di atas meja biliar yang besar dan hijau. Lampu-lampu gantung memberikan nuansa hangat, namun di sekitar meja, ada sedikit bayangan yang membuat atmosfer menjadi lebih intim.
Di dinding-dinding, terdapat berbagai poster dan foto tentang kejuaraan-kejuaraan biliar dan beberapa papan skor, menambah kesan klasik.
Di meja-meja sekitar, orang-orang duduk bersantai sambil menikmati makanan ringan atau minuman, ada yang tertawa ringan, ada juga yang terlarut dalam percakapan serius tentang teknik bermain biliar.
Beberapa teman sedang beradu keterampilan, sementara beberapa lainnya memilih untuk menunggu giliran sambil berbicara atau bahkan menonton pertandingan yang sedang berlangsung.
Tapi ada satu meja yang menarik perhatian. Seorang anak berusia 11 tahun yang masih duduk dibangku SD, bermain dengan penuh konsenterasi. Ya dia adalah Rigel Aditia Surya. Pemain yang menempati urutan 8 dunia.
Meski masih belia, dia sudah meraih prestasi gemilang dengan mengikuti berbagai kejuaraan, bahkan hingga ke tingkat internasional. Namun, yang paling menarik dari perjalanan Rigel bukan hanya kemampuannya mengendalikan stik bilyar, tetapi juga bagaimana dia berhasil menyeimbangkan antara sekolah dan latihan yang sangat padat.
“Dia memang serius sekali. Ketika ada kejuaraan besar, Rigel harus latihan selama sebulan penuh. Satu hari bisa 8 jam latihan tanpa henti. Targetnya, dia harus menembak 1200 bola sehari,” ungkap Surya Fren Topan, sang ayah.
Meski waktu belajarnya kadang terpotong karena latihan, sekolahnya, SDIT Amamul di Pekapuran, selalu memberikan dukungan penuh. “Guru-gurunya sangat mendukung. Kalau Rigel harus pergi ke luar kota untuk latihan atau bertanding, pelajaran bisa dialihkan ke online,” jelas ayah Rigel.
Di balik kesuksesan Rigel, ada dukungan besar dari keluarganya. Ayah Rigel, meskipun tidak memiliki latar belakang di dunia biliar, sudah sepenuhnya mendukung impian anaknya.
“Kami tidak ada yang bisa main bilyard, tapi Rigel punya semangat yang luar biasa. Saya sampai beli meja bilyard buat dia latihan di rumah,” cerita sang ayah.