RADARDEPOK.COM - Menteri Keuangan, Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa pemerintah akan segera menerapkan sistem kecerdasan buatan (AI) di lingkungan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dalam waktu tiga bulan ke depan.
Langkah ini dilakukan untuk memperkuat pengawasan dan meningkatkan efisiensi penerimaan negara dengan memanfaatkan teknologi modern.
Dalam kunjungannya ke fasilitas Bea Cukai pada Rabu (22/10/2025), Purbaya menyampaikan bahwa sistem AI tersebut akan dirancang untuk mendeteksi praktik penyelundupan dan under invoicing (manipulasi nilai barang impor) secara lebih akurat dan cepat.
Baca Juga: Mensesneg Prasetyo Hadi Ungkap Alasan Pembentukan Ditjen Pesantren yang Disetujui Presiden Prabowo
“Dalam tiga bulan ke depan kita akan kembangkan sistem AI yang lebih siap di Bea Cukai,” ujar Purbaya dalam wawancara dengan media.
Selain Bea Cukai, Purbaya juga mengungkap bahwa akan menyiapkan Lembaga National Single Window (LNSW) sebagai pengamat kebocoran-kebocoran perdagangan.
“Saya akan perkuat semua LNSW, Bea Cukai, nanti kiha Pajak sama,” ujar Purbaya.
Ia juga menambahkan, penguatan sistem ini akan dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir, mencakup pemantauan aktivitas perdagangan dan arus barang di pelabuhan.
Dalam tahap lanjut, seluruh data akan diintegrasikan ke dalam Command Center Kementerian Keuangan agar pengawasan dapat dilakukan secara real-time.
“Nantinya, dari Command Center saya bisa melihat kapal di pelabuhan sedang apa, membawa barang apa, dan aktivitasnya seperti apa. Jadi sistem ini akan dibuat saling terkoneksi,” jelasnya.
Purbaya juga menargetkan bahwa dalam tiga bulan ke depan, sistem AI sudah bisa mulai menganalisis data perdagangan dan membantu mendeteksi potensi kebocoran penerimaan negara.
Sementara untuk sistem integrasi penuh antara AI, LNSW, dan Bea Cukai, ditargetkan rampung dalam waktu satu tahun.