Selama masa 17 tahun Kotif Depok berkembang pesat baik di bidang pemerintahan, pembangunan, maupun kemasyarakatan. Di bidang pemerintahan semua sebutan desa diganti menjadi kelurahan dan dengan pemekaran wilayah kelurahan. Konsekuensi pemekaran ini wilayah Depok terdiri dari 3 kecamatan dan 23 kelurahan.
Adapun walikota pertama Depok adalah R. Rukasah Suradimaja (1982- 1984). Walikota berikutnya berturut-turut adalah H. MI Tamjid (1984-1988); H. Abdul Wachyan (1988-1991); H. Sofyan Safari Hamim (1992-1996); Badrul Kamal (1997-2005); dan H. Nur Mahmudi Ismail (2006-2011).
Selanjutnya jabatan walikota kembali dipegang oleh H. Nur Mahmudi Ismail yang didampingi oleh K.H. M. Idris Abdul Shomad untuk periode 2011-2016. Selanjutnya kepemimpinan Kota Belimbing ini beralih kepada duet K.H. M. Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna (2016-2021).
Saat ini Depok dipimpin oleh pasangan K.H. M. Idris Abdul Shomad dan H. Imam Budi Hartono (2021-2026).
Seiring makin pesatnya perkembangan Kotif Depok muncul tuntutan serta aspirasi masyarakat yang mendesak agar Kotif Depok ditingkatkan statusnya menjadi kotamadya (kodya).
Aspirasi ini disambut baik oleh Pemerintah Kabupaten Bogor yang kemudian bersama-sama Pemerintah Provinsi Jawa Barat mengusulkannya kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok yang ditetapkkan pada tanggal 20 April 1999 dan diresmikan tanggal 27 April 1999 bersamaan dengan pelantikan Penjabat Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Depok yang dipercayakan kepada Drs. H. Badrul Kamal yang pada waktu itu menjabat sebagai sebagai Walikota Administratif (Kotif) Depok.
Momen inilah yang kemudian dijadikan sebagai hari jadi kota Depok. Jadi, tahun ini kota Depok genap berusia 24 tahun.
Menurut UU No. 15 tahun 1999 wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Depok memiliki luas wilayah 20.504,54 Ha yang meliputi: Kecamatan Beji (6 kelurahan); Sukmajaya (11 kelurahan); Pancoran Mas (6 kelurahan dan 5 desa); Limo (8 desa); Cimanggis (1 kelurahan dan 12 desa); dan Sawangan (14 desa).
Episode berikutnya adalah pemekaran kecamatan dari 6 (enam) menjadi 11 (sebelas) kecamatan. Pemekaran ini merupakan implementasi dari Peraturan Daerah (Perda) Kota Depok Nomor 68 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan di Kota Depok yang diharapkan berdampak positif bagi warga Depok.
Dengan bertambahnya jumlah kecamatan tersebut diharapkan semakin mendekatkan pelayanan sehingga memudahkan warga dalam mengurus berbagai keperluan yang membutuhkan pelayanan dari aparatur pemerintah di kecamatan.
Kesebelas kecamatan di Depok hasil pemekaran berdasarkan Perda No. 08 tahun 2007 adalah sebagai berikut: Kecamatan Beji; Kecamatan Pancoran Mas; Kecamatan Cipayung; Kecamatan Sukmajaya; Kecamatan Cilodong; Kecamatan Limo; Kecamatan Cinere; Kecamatan Cimanggis; Kecamatan Tapos; Kecamatan Sawangan; dan Kecamatan Bojongsari.
Adapun jumlah penduduk Kota Depok per 31 Desember 2022 sebanyak 1.920.182 jiwa.
Kecamatan berpenduduk terbanyak adalah Tapos, yaitu sebanyak 267.630 penduduk dan yang terendah yaitu Kecamatan Cinere sebesar 101.350 penduduk (Radar Depok, Selasa 7 Maret 2023).
Kota penyangga ibu kota ini juga dikenal dengan julukan kota belimbing. Maka belimbing akhirnya menjadi ikon kota Depok. Buah belimbing yang terkenal dari Depok adalah belimbing dewa.