Senin, 22 Desember 2025

Teori Fisika pada Penggunaan Global Positioning System (GPS) di Smartphone

- Senin, 12 Juni 2023 | 18:00 WIB
GPS di Smartphone
GPS di Smartphone

RADARDEPOK.COM-Dunia saat ini menunjukkan pengetahuan dan sains berkembang sangat pesat. Schilling 2013, knowledge double curve menyatakan bahwa hingga awal abad ke-20, pengetahuan umat manusia hanya meningkat sekitar dua kali lipat dalam satu abad.  Pada akhir Perang dunia II pengetahuan berlipat ganda setiap 25 tahun.

       Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mengalami perkembangan signifikan pada abad ke-20. Teori relativitas oleh Albert Enstein tahun 1905 merupakan perkembangan fisika yang sangat menonjol. Relativitas adalah teori yang berkaitan dengan kecepatan dan percepatan yang diukur secara berbeda melalui kerangka acuan. Ada dua konsep dasar teori relativitas yang dirumuskan oleh Albert Einstein, yaitu teori relativitas khusus dan relativitas umum.

       Teori ini kelihatannya sederhana, tetapi sebenarnya memiliki konsekuensi yang mendalam. Einstein memperoleh teori ini pada tahun 1905 setelah menerima bukti eksperimen bahwa kecepatan cahaya tidak berubah selama bumi berputar mengelilingi matahari.

Hasil ini cukup mengejutkan dunia fisika, karena masih menganggap bahwa kecepatan hampir semua benda bergantung pada arah pengamatan. Jika Anda mengemudikan mobil di sebelah rel kereta api, Anda akan menemukan bahwa kereta api akan melaju jauh lebih cepat, jika mobil tersebut berjalan berlawanan arah dibanding saat mobil tersebut berjalan searah dengan kereta api.

Menurut Einstein, setiap pengamat akan mengukur kecepatan cahaya sebagai 299.792.458 m/s, terlepas dari seberapa cepat pengamat bergerak atau ke arah mana pengamat bergerak.

       Hukum-hukum fisika yang dikemukakan oleh Einstein pada teori relativitas dapat ditemui di kehidupan sehari-hari. Salah satunya fitur layanan internet Global Positioning System (GPS) yang ada pada smartphone, yaitu sistem navigasi yang menggunakan sinyal satelit dalam penggunaannya. GPS juga apat menghitung informasi, seperti kecepatan, arah yang dituju, jalur, tujuan perjalanan, jarak tujuan, matahari terbit, matahari terbenam dan lain-lain.

       Sistem GPS pertama kali digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat tahun 1978 dan pada tahun 1994. GPS adalah singkatan dari Global Positioning System, yaitu sistem navigasi berbasis satelit yang terdiri dari setidaknya 24 satelit.

GPS berfungsi dalam segala kondisi cuaca, di manapun di dunia, 24 jam sehari, tanpa biaya berlangganan atau biaya penyiapan. GPS dapat membantu manusiadalam kegiatan sehari-hari, seperti mengetahui posisi dengan cepat, menentukan rute perjalanan, mengetahui ketinggian suatu tempat, bahkan untuk melihat situasi lalu lintas terkini.

GPS juga banyak terpasang pada berbagai macam kendaraan yang berguna untuk menunjukkan arah atau navigasi.

      GPS mengandung tiga komponen utama, yaitu: Satelit, Pengendali dan Penerima atau pengguna. Satelit memiliki fungsi untuk menerima dan menyimpan data yang dikirim dari stasiun kontrol.

Menyimpan dan menjaga informasi waktu yang sangat akurat (menurut jam atomik satelit) dan terus mengirimkan sinyal dan data ke pesawat penerima (receiver).

Peran pengontrol adalah untuk mengendalikan dan mengontrol satelit dari bumi, mengontrol keadaan satelit dari bumi, menentukan dan memprediksi lintasan waktu, menyinkronkan waktu antar satelit dan mengirim data ke satelit.

Tugas penerima adalah menerima data dari satelit dan mengolahnya untuk menentukan lokasi yang diinginkan pengguna (lokasi tiga dimensi, yaitu koordinat di bumi ditambah ketinggian), arah, jarak dan waktu yang dibutuhkan oleh pengguna. Ada dua jenis penerima, yaitu navigasi dan penerima geodetik.

       Teori relativitas memegang peranan yang sangat penting dalam teknologi GPS untuk meningkatkan akurasi penentuan posisi objek di permukaan bumi. Teknologi GPS mungkin tidak dapat digunakan tanpa peran relativitas khusus dan umum.

Selain ruang dan waktu, massa juga berubah. Semakin cepat benda bergerak, semakin berat massanya. Faktanya, tidak ada objek pesawat luar angkasa yang bisa mencapai 100% kecepatan cahaya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Membangun Komunikasi Inklusif Bagi Difabel

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB

Satu Negeri Dua Realitas

Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
X