Senin, 22 Desember 2025

Jodoh dan Ketetapan Tuhan

- Senin, 1 Maret 2021 | 07:47 WIB

Oleh: Muhammad Tariq

( Pegiat Literasi)

JODOH memang merupakan salah satu rahasia Allah yang sering dipertanyakan oleh manusia. Seseorang tidak akan tahu siapa dan di mana keberadaan jodohnya sendiri sebelum Allah menakdirkan untuk bertemu dengan jodoh atau pasangan hidupnya.  Allah menciptakan makhluk-Nya berpasang-pasangan dan semua manusia pasti memiliki jodoh tergantung ikhtiar dari manusia itu sendiri

Jodoh bisa saja jauh dan bisa saja dekat, berada di ujung dunia sekalipun, yang berjodoh akan tetap bersatu bagaimanapun sulitnya dan yang  sedekat nadi pun yang tidak berjodoh akan tetap berpisah sebegitu mudahnya, semua akan menjadi teka-teki yang hingga sampai saat ini masih membuat manusia penasaran.

Dalam Islam, jodoh adalah cerminan diri. Pasti sudah tak asing lagi di telinga dengan sepenggal pepatah "orang baik akan mendapatkan jodoh yang baik, dan orang yang buruk akan mendapatkan jodoh yang buruk pula" pernyataan ini dipertegas melalui Firman-Nya “Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula)”. (QS An-nur: 26).

Berbicara tentang jodoh, secara umum ada dua pandangan yang berbeda, yaitu pandangan bahwa jodoh adalah takdir dan pandangan bahwa jodoh adalah pilihan. Pandangan takdir atau disebut juga determinisme, mengakui bahwa jodoh seseorang itu telah ditentukan oleh Tuhan, sehingga tidak perlu berusaha atau melakukan upaya apapun untuk mendapatkan jodoh.

Pandangan seperti ini pada akhirnya menggiring seseorang pada determinisme fatalistik yaitu pandangan yang beranggapan bahwa setiap kejadian sudah ditentukan, dan manusia hanya bisa menerima apa yang sudah ditentukan tanpa bisa berbuat apa-apa.

Penulis mengibaratkan pandangan ini, manusia sama halnya seperti “wayang” yang melakoni apa saja yang dikehendaki oleh “sang dalang”. Orang-orang yang begitu saja menerima segala sesuatu yang terjadi sebagai nasib (takdir) yang ditentukan, bersikap pasrah pada nasib dan tak ingin merubahnya, disebut fatalistik.

Sebaliknya, pandangan pilihan mengakui bahwa jodoh semata-mata adalah pilihan yang melibatkan keputusan dan kehendak manusia tanpa melibatkan Tuhan. Pilihan diartikan sebagai penentuan atau pengambilan sesuatu berdasarkan keputusan atau kehendak sendiri. Pandangan  ini lebih menakankan pada kehendak bebas (free will) manusia. Kehendak bebas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membuat pilihan secara sukarela, bebas, dari segala kendala ataupun tekanan yang ada.

Terlepas dari itu  sesuai dengan  agama (Islam) penulis yang  meyakini kalau jodoh adalah ketetapan Tuhan, sebagaimana dengan Firman-Nya "Dan diantara kekuasan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri,supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya,dan dijadikan-Nya  diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir."(QS.Ar-Rum: 21) Berdasarkan ayat tersebut, Sudah menjadi ketetapannya bahwa Allah menciptakan semua mahluk-Nya berpasang-pasangan dan semua manusia pasti ad a jodohnya,tergantung ikhtiar dari manusia itu sendiri dan takdir Allah.

Karena setiap takdir itu ada yang mutlak sudah menjadi ketentuan Allah, kita manusia hanya bisa menerimanya dan satu lagi adalah takdir ikhtiar yaitu takdir yang memang bisa diperoleh dengan jalan ikhtiar atau usaha yang sungguh-sungguh, yang  dalam  hal ini adalah melalui ikhtiar Doa . Penulis sendiri telah meyakini dalam hadis Rasulullah "Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketetapan Allah) kecuali doa."  HR Tirmidzi.

Fenomena jodoh

Soal jodoh memang tidak bisa ditebak apalagi dipesan. Cinta saja tidak cukup, sebab ada kalanya seseorang jatuh cinta begitu dalam, namun timbal baliknya tak sepadan. Terkadang seseorang merasa sudah yakin bahwa dialah yang akan menjadi jodohnya, namun ternyata pada akhirnya harus berlapang dada karena ternyata Tuhan memberi kejutan di akhir cerita yang tak sejalan dengan pemikira dan perasaan hati

Hubungan dekat  yang lama dijaga, mau tidak mau hanya bisa direlakan sehinggah patah hati yang mendalam membuat kita bertanya-tana dengan takdir Tuhan tentang jodoh. Namun, bukankah masuk akal bila begitulah cara Allah memberitahukan rencananya,  siapa yang akan menjadi jodoh kita yang sudah ditetapkan oleh Allah?

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

Membangun Komunikasi Inklusif Bagi Difabel

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB

Satu Negeri Dua Realitas

Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
X