Oleh: Imam Musanto (Anggota DPRD Kota Depok)
RADARDEPOK.COM – Assalamuallaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kaitan dengan Isra Mi’raj, Baginda Rasulullah Muhammad SAW ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil.
Pertama, bahwa Isra Mi’rajnya Nabi merupakan perjalanan yang sangat spektakuler, perjalanan yang luar biasa dan belum pernah terjadi sebelum dan sesudahnya. Hanya Rasulullah SAW sendiri yang pernah melakukan hal tersebut.
Kedua, peristiwa itu merupakan peristiwa nyata yang pernah terjadi dan dialami oleh Rasulullah SAW dengan jasad dan ruh tentunya bagi orang-orang yang beriman, dan ingin menggapai ketaqwaan kepada Allah SWT.
Peristiwa ini terekam dalam Surah Al-Isra ayat 1: Sub-ḥānallażī asrā bi'abdihī lailam minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣallażī bāraknā ḥaulahụ linuriyahụ min āyātinā, innahụ huwas-samī'ul-baṣīr.
Ketiga, peristiwa Isra Mi’raj Rasulullah SAW merupakan keinginan dan rekayasa Allah SWT bukan keinginan Nabi. Karena pada saat itu Nabi mengalami tahun duka cita. Ditinggal wafat oleh istri beliau ibunda Khadijah dan paman beliau Abu Thalib bin Abdul Muthalib. Begitu beliau terpukul sebagai seorang manusia biasa sangat sedih dengan wafatnya dua orang yang menopang dakwah beliau.
Keempat, dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan bahwa perjalanan Nabi itu adalah perjalanan seorang hamba, Abdud. Dengan jasad dan ruh, bukan ruh saja atau dikerjakan dalam keadaan bermimpi, atau mengigau. Tetapi dilakukan dengan sadar.
Berikutnya bahwa hikmah Isra Mi’raj, Allah menyebutkan waktu yaitu Lail, pada suatu malam yang menandakan bahwa begitu pentingnya intensitas malam bagi semua makhluk hidup terutama bagi orang-orang yang beriman, maka malam merupakan sebuah waktu yang tepat untuk menghambakan diri kepada Allah SWT. Dimana yang lain tertidur maka dia mengabdikan diri, menghambakan diri kepada Sang Khalik.
Hubungan langsung secara vertical antara hamba dengan Sang Pencipta ini sangat mungkin dilakukan dan sangat mungkin untuk dikabulkan.
Berikutnya, minal-masjidil-ḥarāmi ilal-masjidil-aqṣa, Allah menyebutkan dua masjid dalam ayat ini. Yang menandakan bahwa dua kesucian masjid. Dalam hadits itu ada tiga, Masjidil Haram, Masjidil Haza, Masjidil Aqsa.
Tetapi dalam ayat ini Allah secara khusus menyebutkan Masjidil Haram wa Masjidil Aqsa, menandakan kesucian dan begitu pentingnya dua masjid ini dalam sejarah peradaban manusia, khusunya adalah umat Islam.
Kemudian juga memberikan semacam perhatian khusus bahwa Al-Aqsa merupakan masjid yang Allah cantumkan langsung dalam Alquran, menandakan bahwa begitu banyak perhatian kita umat Islam kepada Al-Aqsa tersebut, yang sampai hari ini Al-Aqsa masih berada di bawah kekuasaan penjajahan zionis Yahudi laknatullah.
Oleh karenanya kewajiban kita membebaskan Al-Aqsa dari pengaruh Yahudi tersebut. Kewajiban kita selaku umat Islam, minimal dengan memobilisasi doa kita untuk membebaskan Al-Aqsa dari Zionis Yahudi Israel.
Kemudian yang berikutnya bahwa perjalanan Nabi itu Allah berkahi, keberkahan menyelimuti sekeliling atau tempat-tempat yang dilintasi oleh Rasulullah dalam isra Mi’raj tersebut.
Dan berikutnya lagi, Allah memperlihatkan sebagian tanda-tanda Kebesaran-Nya. Allah perlihatkan bagaimana perjuangan Nabi dan Rasul sebelum perjuangan Rasulullah, yang memberikan semacam penguatan gambaran bahwa perjuangan itu bukanlah hal yang sangat mudah sebagaimana membalikkan telapak tangan. Tetapi butuh pengorbanan dan perjuangan merupakan sebuah pengabdian, ketulusan, keikhlasan bagaimana Rasulullah SAW mendapatkan gambaran Nabi-Nabi dan Rasul terdahulu tatkala mereka semua berjuang menegakkan kalimat Allah.
