“Masyarakat juga dihimbau untuk tetap waspada, mengingat potensi bencana lanjutan masih dapat berpotensi terjadi,” imbuhnya.
“Dalam upaya pemulihan, pemerintah setempat akan fokus pada perbaikan infrastruktur vital, termasuk memperbaiki bangunan sekolah yang rusak agar proses belajar mengajar dapat segera berlangsung kembali,” tegas dia.
Badan Nasional Penanggulangan Becana (BNPB), bahwa bencana alam yang terjadi di Kabupaten Sukabumi menimbulkan korban jiwa sebanyak 12 orang. Dari belasan korban ini, 10 korban sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, dan dua lainnya masih dalam proses pencarian tim SAR gabungan.
Baca Juga: Warga Cianjur Terisolasi dan Butuh Bantuan
"Jumlah korban di Kabupaten Sukabumi itu, cukup signifikan, ada 10 yang sudah ditemukan, 2 masih pencarian," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BPBD, Abdul Muhari dalam tayangan YouTube BNPB, Disaster Briefing: Penanganan Darurat Bencana Hidrometeorologi Basah Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur pada Senin (9/12).
Proses pencarian dua korban hilang akibat bencana alam yang diketahui bernama Eros (80) warga Desa Rambay, Kecamatan Tegalbuleud dan Ojang (53) warga Desa Sirnasari, Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi ini, akan terus dilakukan.
“Sampai pukul 16.00 WIB tadi, kita berkoordinasi dengan teman-teman BNPB yang berada di posko utama Kabupaten Sukabumi, bahwa proses pencarian dihentikan, karena cuaca kurang memungkinkan tetapi masih ada di lapangan,” timpalnya.
Baca Juga: Giliran Cianjur Porak Poranda Akibat Bencana : Tiga Korban Diduga Meninggal, 15 Kecamatan Terdampak
“Iya, artinya proses pencarian ini akan terus dilakukan hingga dua korban yang belum ditemukan itu, diharapkan bisa petugas temukan," paparnya.
BMKG, bahwa perkiraan cuaca, hujan masih sangat intens terjadi. Bahkan, saat ini baru memasuki pada awal musim hujan. Untuk itu, BNPB meminta kesiapsiagaan berbagai pihak.
"Kita mengharapkan ketika hujan deras dengan intensitas tinggi, maka di setiap kelompok mulai dikembalikan siskamling terkait bencana. Sangat penting bagi kita apalagi daerah dataran rendah, bantaran sungai, atau di sekitar lempengan curam," paparnya.
Bukan hanya itu, pihaknya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat jika hujan sudah terjadi selama 1 sampai 2 jam secara terus menerus, maka masyarakat harus melakukan evakuasi mandiri. Selain itu, masyarakat harus mewaspadai potensi bencana susulan.
"Pada kasus-kasus tertentu seperti di Sukabumi, kita menerima laporan bahwa ada beberapa penduduk yang harusnya sudah keluar sebelum longsor, tapi ada sebagain warga yang kembali ke rumahnya, karena melihat rumahnya tidak akan terdampak longsor, pada saat kembali ke rumah itu tiba-tiba longsor menimbun rumah yang bersangkutan," paparnya.
Untuk itu, kondisi tersebut harus menajdi titik kewaspadaan untuk semua pihak dan semua pihak harus bekerjasama dengan baik, khususnya pada saat terjadi hujan dengan intensitas tinggi, maka siskamling, babinsa, bhabinkamtibmas, Satpol PP hingga level RT dan RW, untuk terus memantau kondisi di lapangan.
Artikel Terkait
Tahapan Penghitungan Masih Berlangsung, Imam Budi Hartono: Hormati Ketetapan dan Keputusan KPU Kota Depok
KBBI Sebut ASN Depok Terlibat Mobilisasi Kampanye Paslon 02
PKS tidak Sekuat Dulu, Runtuh Oleh Koalisi Gemuk Setelah 20 Tahun Kuasai Depok
Pilkada Depok 2024 : 546.662 Warga Depok Ogah Nyoblos, Ini Sejarah Golput dari Pilkada ke Pilkada
Ketua KPU Jawa Barat, Ummi Wahyuni Bantah Keputusan DKPP, Begini Penjelasannya
Sukabumi Darurat Bencana : 27 Desa Dihujam Banjir Bandang, Pergerakan Tanah, hingga Tanah Longsor
Prof Heri Hermansyah Resmi Jabat Rektor UI Periode 2024 hingga 2029