RADARDEPOK.COM – Sepertinya Pemkot Depok sudah terlalu nyaman membiarkan angka inflasi terus bertahan di posisi kedua se Provinsi Jawa Barat (Jabar). Bayangkan, di Tahun 2023 Kota Depok sempat menduduki kedua terendah se-Jabar.
Memasuki pertengahan 2025, Depok tetap membututi Kota Sukabumi yang berada di posisi tertinggi pertama Inflasi (y-to-y) sebesar 2,74 persen.
Kepala BPS Kota Depok, Agus Marzuki yang didampingi Statistisi Ahli Muda BPS Kota Depok, Leisa Triana menjelaskan, inflasi terjadi akibat kenaikan harga rata-rata pada sejumlah komoditas yang dibutuhkan masyarakat.
Baca Juga: Ormas Depok Siap Dimiliterkan Dedi Mulyadi, Sentil Minta Premanisme di Pemerintahan juga Dibenahi
“Kenaikan harga ini mencerminkan adanya peningkatan rata-rata harga beberapa komoditas, yang tentunya dipengaruhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang setiap tahunnya,” jelas Leisa Triana kepada Radar Depok, Rabu (14/5).
Leisa Triana merinci, tercatat dalam inflasi bulanan (month to month/m-to-m) sebesar 1,20 persen pada April 2025, dengan inflasi tahunan (year on year/y-on-y) sebesar 1,87 persen. Indeks Harga Konsumen (IHK) selama bulan tersebut tercatat sebesar 108,31.
“Adapun komoditas yang paling dominan memberikan andil terhadap inflasi bulanan April 2025 adalah tarif listrik sebesar 1,10 persen. Disusul oleh emas perhiasan 0,22 persen, bawang putih 0,07 persen, bawang merah 0,06 persen, dan tomat 0,03 persen,” terang Leisa Triana.
Baca Juga: Puluhan Bocah SD Tawuran di Depok Dibina, Buat Perjanjian Tertulis
Lebih lanjut, Leisa Triana, untuk inflasi tahunan, kelompok pengeluaran yang paling besar menyumbang adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,52 persen.
Kemudian penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,38 persen, serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,65 persen. Dengan capaian tersebut, inflasi tahunan Kota Depok menempati posisi kedua tertinggi di Provinsi Jawa Barat.
“Inflasi y-on-y Kota Depok sebesar 1,87 persen, berada di bawah Kota Sukabumi yang mencatat inflasi tertinggi sebesar 2,74 persen, dan di atas Cirebon yang paling rendah yaitu 0,78 persen," kata Leisa Triana.
Baca Juga: Polres Depok Bikin CFD Makin Kondusif
Sebagai perbandingan, Leisa Triana menerangkan, sejumlah daerah lain di Jawa Barat, inflasi tahun kalender 2023, Kota Depok menjadi terendah kedua yakni 2,49 persen setelah Kota Bandung yang mencatatkan inflasi tahun 2023 sebesar 0,63 persen. Sementara Bogor 3,36 persen, Bekasi 3,14 persen, Tasikmalaya 2,84 persen, Sukabumi 2,27 persen, Cirebon 3,22 persen.
“Namun sejumlah daerah di Jawa Barat tercatat inflasi tahun kalender 2024, Kota Depok menjadi yang tertinggi kedua yakni 1,95 persen setelah Kota Sukabumi yang mencatatkan inflasi sebesar 2,59 persen. Sementara Kabupaten Bandung 1,46 persen, Kabupaten Majalengka 1,60 persen, Kabupaten Subang 0,93 persen, Bogor 1,75 persen, Sukabumi 2,59 persen, Bandung 1,61 persen, Cirebon 1,10 persen, Bekasi 1,60 persen, Tasikmalaya 1,94 persen,” terang Leisa Triana.
Menimpali hal ini, Ketua Komisi B DPRD Kota Depok, Hamzah menyebut, sejumlah langkah telah dilakukan, mulai dari pemantauan harga hingga penguatan cadangan pangan daerah.
Artikel Terkait
PN Depok Vonis 10 Bulan Pemalsu Surat Tanah
Ahli Waris dan Pemkot Adu Kuat Surat Sakti, Pembelajaran di SDN Utan Jaya Depok Kembali Normal
Ruko Worldcoin di Depok Sudah Sepi Peminat, Ini Penampakannya
Kapolda Ungkap Potensi Periksa Hercules Terkait Kasus Pembakaran Mobil Polisi di Depok
Ngubek Empang Ala Lebaran Depok : Awalnya Bukan Warga yang Nyari Ikan, Tapi Ini Dia Orang-Orangnya
Pemkot Depok Kembali Evaluasi CFD, Butuh Pengadaan Toilet Portabel