RADARDEPOK.COM – Dunia pendidikan di Kota Depok dibuat gempar dengan munculnya dugaan kasus pelecehan yang dilakukan salah satu oknum guru SMPN di Depok.
Parahnya lagi aksi bejat itu sudah terjadi sejak 2019, dengan total korban yang diketahui, berjumlah tujuh orang. Termasuk alumni.
Pada kasus tersebut, pelaku yang merupakan seorang guru IPS dan Seni Budaya berinisial IW, ditenggarai kerap melakukan pelecehan verbal terhadap anak didiknya. Bahkan, pelaku juga tak segan-segan melakukan pelecehan fisik.
Salah satu orang tua korban berinisial LS mengaku, mulanya ia mengetahui anaknya itu mengalami pelecehan dari guru itu, berdasarkan cerita langsung dari anaknya sebelum Hari Raya Idul Fitri.
“Sebelum Lebaran itu dia (anaknya) cerita sama aku kalau ada pelecehan dari gurunya gitu. Dan saya juga tidak tahu sebenarnya kalau dari pihak sekolah tidak ada omongan gitu. Pas aku konfirmasi ke pihak sekolah perihal kenapa tidak diberitahu pihak orang tua, si anak ini bilang ke pihak sekolah bahwa tidak boleh dikasih tahu orang tuanya gitu,” ungkap LS, Kamis (22/5).
Baca Juga: Merebaknya WPS di Bogor, Dinsos Berharap Dibangunkan Tempat Rehab
Berkaitan dengan pelecehan tersebut, LS menerangkan, anaknya itu mengaku telah mengalami pelecehan secara verbal, berdasarkan pembicaraan yang senonoh atau tidak sepatutnya dibicarakan dengan anak sekelas SMP.
“Sebenarnya sih pelecehan ke anak saya itu bentuknya verbal ya, kaya omongan doang sih. Cuma kan jatuhnya tidak baik juga ya buat mental anak. Contohnya itu kaya ngomongin masturbasi atau hal lainnya gitu. Jelas ini enggak bagus bagi seorang guru ke murid jika ngomongin hal seperti itu,” geram LS.
Dia berharap, agar kasus pelecehan yang dilakukan oknum guru tersebut untuk segera ditindaklanjuti secara hukum, supaya tidak ada lagi korban-korban lainnya dengan kasus yang serupa.
“Kepengennya sih hal ini ditindaklanjuti biar adil. Supaya tidak ada korban lagi,” tutur LS.
Menurutnya, korban pelecehan pada anak-anak SMP yang dilakukan oknum guru tersebut cukup banyak. Hanya saja, yang berani untuk bersuara lantang pada aksi bejat itu hanya anaknya seorang saja.
“Setahu aku sih korbannya itu sebenarnya banyak. Cuma yang berani speak up itu anak saya doang. Karena didukung banyak orang dan ada perlindungan anak juga, jadi saya pikir yasudah saya laporkan agar ada efek jera buat tuh guru, biar enggak ada pokoknya korban-korban lagi nantinya,” tegas LS.
Sementara itu, pengungkap kejadian, Sarah Prasiska Putri menerangkan, aksi bejat yang dilakukan oknum guru itu mulanya ia ketahui melalui Aplikasi X atau Twitter. Dalam hal ini, terdapat salah satu akun yang memviralkan pelecehan verbal yang terjadi di SMPN 3 Depok.
“Ini yang saya tahu ya. Awalnya itu dari Twitter saya tahunya. Sempat ada yang memviralkan terus dihapus,” ungkap pelatih Paskibraka SMPN di Depok itu.
Kemudian, Sarah juga mengetahui aksi pelecehan itu dari korban langsung yang menghubunginya. Pertama, korban yang menghubunginya itu ada empat orang melalui pesan pribadi yang menceritakan kejadian tersebut.
“Yang menceritakan kejadian itu beda-beda timeline waktunya. Ada yang dari 2024 dan ada juga yang dari 2025. Dan memang yang makin ramai itu saat bulan puasa 2025. Kenapa ramai? karena pada saat bulan puasa ini ada rekamannya,” ungkap Sarah.
Artikel Terkait
SPMB 2025 Lebih Adil dan Transparan! Ini Waktu Pendaftaran dan Syarat Masuk SDN
Kemampuan 31 Siswa SMP PGRI Depok Jaya Dites
Waikota Depok Supian Suri Sidak Pelayanan Kelurahan Bojong Pondok Terong : Datang Tanpa Pemberitahuan, Temukan Sampah Berserakan
Kelurahan Pondokjaya dan Puskesmas Ratujaya Deteksi Dini Penyakit Menular di Depok, 50 Supir Angkot dan Driver Ojol Jadi Sasaran
Belasan Bangunan Liar Pasar di Ciluar Ditertibkan Satpol PP
Kecamatan Jonggol Apel Hardiknas 2025 : Jaga Komitmen Lawan Premanisme
Pengalihan Eks Gedung SDN Pondok Cina 1 jadi Rumah Didik Anak Istimewa : Pemkot Depok Diminta Bawa Kajian yang Transparan