Baca Juga: Ribuan Bidang Aset Pemkot Depok Belum Punya Sertifikat, Hasbullah Rahmat : Segera Kuasai Fisiknya
Harus menjadi gerakan bersama, mulai dari Walikota, camat, Lurah, sampai ketua RW dan RT. Minimal satu hari dalam seminggu kita gotong royong membersihkan lingkungan,” kata Hasbullah.
Hasbullah juga mengusulkan pembentukan Satgas Kebersihan, baik di tingkat kota hingga RT. Mereka memiliki tugas khusus membersihkan sampah liar dan mengelola saluran air.
“Pemerintah bisa mendukung dengan menyediakan alat oprasional seperti gerobak motor di setiap RW,” ungkap Hasbullah.
Tak kalah menarik, Hasbullah menggagas kebijakan untuk lingkungan yang menyasar calon pengantin. Dia mengusulkan agar pasangan yang akan menikah di Kota Depok diwajibkan menanam dua pohon sebagai bentuk kontribusi terhadap pelestarian lingkungan.
“Pernikahan bisa disyaratkan dengan menanam pohon. Satu pasangan dua pohon. Lokasinya bisa di pekarangan rumah, pinggir jalan, sungai, atau setu. Lalu dokumentasikan sebagai bukti,” beber Hasbullah.
Sementara itu, Ketua Forum Komunitas Hijau (FKH) Kota Depok, Heri Syaifuddin menuturkan, upaya pemerintah dalam mengejar penghargaan Adipura seharusnya tidak hanya menjadi tujuan akhir dalam pengelolaan lingkungan Kota.
“Adipura itu kan sebenarnya hanya penghargaan dari pemerintah ke pemerintah. Yang merasakan dampaknya secara langsung kan masyarakat. Jadi esensinya bukan sekadar dapat piala, tapi bagaimana masyarakat hidup di lingkungan yang bersih dan sehat,” tutur Heri.
Heri menilai, perlu pendekatan yang lebih serius untuk mengubah pola pikir masyarakat.
“Persoalan utama bukan di TPA saja, tapi bagaimana kita melakukan rekayasa sosial atau social engineering agar warga ikut aktif mengelola sampah. Sampah itu bukan hanya urusan pemerintah, tapi juga tanggung jawab masyarakat,” terang Heri.
Baca Juga: Cek Datanya! 6.193 Warga Depok Terima Bansos
Menurut Heri, salah satu kendala teknis yang dihadapi Pemkot Depok adalah keterbatasan lahan untuk pengelolaan sampah berbasis teknologi. Hal ini perlunya perhatian pemerintah, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, ketimbang hanya mengejar penghargaan.
“Belanja sosialisasi yang lebih serius. Jadi pendekatan rekayasa sosial tentang sampah itu menjadi lebih penting. Daripada sekedar pengen ngejar Adipura. Libatkan media, cetak maupun online, untuk mencerdaskan masyarakat,” ujar Heri.
Heri mengingatkan, keberhasilan sebuah kota bukan diukur dari plakat penghargaan semata, tetapi dari seberapa jauh partisipasi warganya dalam mencintai dan menjaga lingkungannya.
“Daripada sekadar Adipura, lebih baik rakyatnya yang menghargai kotanya,” tandas Heri. ***
Artikel Terkait
7.918 Bidang Aset Pemkot Depok Belum Punya Sertifikat : Targetkan 8 Tahun Rampung
Duh! Rumah Makan di Abadijaya Depok Dipastikan Tak Punya SLF
Nah! 1.941 Pasutri di Depok Resmi Cerai, Ini Faktor Penyebabnya
Cek Datanya! 6.193 Warga Depok Terima Bansos
Dugaan Praktek Pengeboran Sumur Ilegal di Depok, Walikota Supian Suri : Air Bawah Tanah Harus Diselamatkan
Ribuan Bidang Aset Pemkot Depok Belum Punya Sertifikat, Hasbullah Rahmat : Segera Kuasai Fisiknya
Menuju Adipura : Dihantui TPS Liar dan TPA Open Dumping, Kota Depok jangan jadi Kota Kotor