Dalam keterangannya, Wahyu belum menjelaskan alasan keberadaan warga sipil di lokasi pemusnahan. Namun, dalam sebuah video yang beredar luas di media sosial terdengar suara seseorang menghitung satu, dua, dan tiga, lalu terjadi dua ledakan di lahan kosong yang tampak seperti padang rumput.
Baca Juga: Ruko Worldcoin di Depok Sudah Sepi Peminat, Ini Penampakannya
Setelah kedua ledakan, sejumlah warga terlihat mengendarai sepeda motor mendekat ke lokasi. Tidak diketahui apakah mereka termasuk korban ledakan atau bukan.
Jawa Pos berusaha mengonfirmasi video tersebut kepada Wahyu, tetapi ia menyatakan tim masih menyelidiki, termasuk mengenai video yang beredar.
“Saat ini aparat terkait masih mengamankan lokasi peledakan. Lokasi masih disterilkan karena dikhawatirkan masih ada bahan berbahaya yang perlu diamankan,” katanya.
Baca Juga: PN Depok Vonis 10 Bulan Pemalsu Surat Tanah
Seluruh korban telah dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Pameungpeuk, Garut, untuk mendapatkan penanganan medis dan proses identifikasi. Beberapa jenazah masih menunggu proses otopsi sampai dengan tadi malam.
Keterangan yang dihimpun Radar Garut dari warga menyebutkan, setelah ledakan pertama sejumlah orang justru mendekati lokasi karena penasaran.
Mereka diduga hendak mengumpulkan sisa material logam seperti selongsong peluru dan kuningan yang memiliki nilai ekonomi. Namun, ledakan susulan kembali terjadi, menewaskan dan melukai warga yang berada di lokasi.
Baca Juga: Ahli Waris dan Pemkot Adu Kuat Surat Sakti, Pembelajaran di SDN Utan Jaya Depok Kembali Normal
Camat Cibalong Dianavia Faizal membenarkan kejadian tersebut meski belum merinci kronologi dan jumlah korban.
Adapun Sekretaris Camat Cibalong Sahrul Akbar menambahkan bahwa lokasi ledakan berada cukup jauh dari permukiman warga, sekitar lima kilometer, dan terletak di kawasan pesisir pantai.
“Lokasi itu memang sudah lama digunakan untuk pemusnahan bahan peledak, namun tidak dilakukan setiap hari. Kegiatan seperti ini sepenuhnya berada dalam wewenang TNI,” jelas Sahrul.***