Baca Juga: Pengajuan Dana Hibah Ormas Depok Baru Rp425 Juta, Itu Juga Tunggu Pertujuan Walikota
“Inflasi Kota Depok masih berada dibawah nasional yang sebesar 1,95 persen,” kata dia.
Nani Zara menjelaskan, penyebab inflasi ini masih disebabkan salah satunya karena penyesuaian tarif listrik yg kembali normal. Disamping itu juga melihat perkembangan inflasi pada April terhadap 11 kelompok pengeluaran yang diukur melalui indeks harga konsumen.
Komponen penyumbang inflasi terbesar berasal dari kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 13,85 persen dan menyumbang 0,65 persen dari total inflasi Depok. “Hal ini menunjukkan pola konsumsi masyarakat Depok yang mulai bergeser,” ungkap dia.
Baca Juga: Inflasi Depok Tertinggi Kedua Se-Jabar, Tahun 2023 Sempat Terendah
Saat ini, ujar Nani Zara, berbagai upaya telah dilakukan Pemkot Depok dalam mengendalikan inflasi. Seperti, melakukan pemantauan harga rutin harian dipasar rakyat dan pemantauan harga di tingkat agen dan pengecer.
“Pemberian stimulus bantuan pangan kota bagi masyarakat yang kurang mampu, pelaksanaan bazar produk perikanan dan pasar tani dan pelaksanaan pasar murah bagi masyarakat/rumah tangga kurang mampu yangg tersebar di 11 kecamatan,” ujar dia.
Lanjut Nani Zara, pemanfaatan lahan tidur untuk produksi pertanian, penyusunan peta ketahanan dan kerentanan pangan, memberikan pelatihan penyuluhan pertanian dan peningkatan sarpras pendukung kelancaran distribusi pangan.
Baca Juga: Walikota Depok Sulap Gedung SDN Pondok Cina 1 jadi Sekolah Istimewa
“Selain itu, Pemkot Depok juga melakukan koordinasi dan komunikasi untuk pemgendalian inflasi dengan unsur forkopimda, pemerintah pusat dan provinsi serta stakeholder terkait dan penyampaian informasi melalui media informasi pemkot dalam rangka mengelola ekspektasi positif masyarakat,” tutur dia.
Diketahui sebelumnya, Sepertinya Pemkot Depok sudah terlalu nyaman membiarkan angka inflasi terus bertahan di posisi kedua se Provinsi Jawa Barat (Jabar). Bayangkan, di Tahun 2023 Kota Depok sempat menduduki kedua terendah se-Jabar.
Memasuki pertengahan 2025, Depok tetap membututi Kota Sukabumi yang berada di posisi tertinggi pertama Inflasi (y-to-y) sebesar 2,74 persen.
Baca Juga: Polrestro Depok Janji Babat Preman Berkedok Ormas, Siapkan Tim Khusus
Kepala BPS Kota Depok, Agus Marzuki yang ditemani Statistisi Ahli Muda BPS Kota Depok, Leisa Triana menjelaskan, inflasi terjadi akibat kenaikan harga rata-rata pada sejumlah komoditas yang dibutuhkan masyarakat.
“Kenaikan harga ini mencerminkan adanya peningkatan rata-rata harga beberapa komoditas, yang tentunya dipengaruhi kebutuhan masyarakat yang terus berkembang setiap tahunnya,” jelas Leisa Triana kepada Radar Depok, Rabu (14/5).