RADARDEPOK.COM - Selain bangunan eks Istana Presiden Depok atau RS Harapan Depok, cagar budaya yang mengalami penelantaran juga dialami SDN Pancoranmas 2, Jalan Pemuda No. 32, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas. Dulunya, bangunan ini bernama Europeesche Lagere School yang dibangun pada Tahun 1886 yang diperuntukkan bagi orang Belanda atau Eropa dan orang pribumi yang statusnya telah disamakan dengan orang eropa (gelijkgestelden).
Rimbun tumbuhan liar hampir menutupi seluruh bagian depan SDN Pancoranmas 2, Jalan Pemuda No. 32, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas.
Perlahan, bangunan yang mewakili masa gaya dan langgam arsitektur Indis untuk kategori bangunan publik pada abad ke 19 di Depok itu mulai mengalami kerusakan. Sebagian ruang kelas juga mengalami kebocoran dengan kondisi yang semakin bertambah parah setiap harinya.
Baca Juga: UI Kembangkan Inovasi KECAK L untuk Tingkatkan Pemahaman Mitigasi Bencana Lewat Pendidikan Kreatif
Awalnya, terdapat kebocoran pada salah satu ruang kelas di SDN Pancoranmas 2. Namun, kondisi itu tidak ditangani dengan baik. Bahkan, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Depok memustuskan untuk meninggalkan sekolah tersebut dengan cara tidak memperpanjang sewa pada Tahun 2021.
Padahal, SDN Pancoranmas 2 telah ditetapkan sebagai cagar budaya pada Tahun 2019 setelah dilakukan kajian oleh Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Depok.
Kondini ini tentunya mendapatkan sorotan dari Depok Heritage Community (DHC) yang sudah berkecimpung dalam pengulikan sejarah Depok. Apalagi, bangunan SDN Pancoranmas 2 yang berstatus cagar budaya itu terancam dihapus apabila mengalami kerusakan parah.
Ketua DHC, Ratu Farah Diba berujar, bangunan ini telah dikaji oleh TACB Depok pada Tahun 2019 dan direkomendasikan sebagai bangunan cagar budaya peringkat kota. Saat pengkajian, bangunan ini masih terpelihara dengan baik lalu bangunan mulai ada kebocoran di salah satu ruang kelas.
"Namun sangat di sayangkan sejak 2021 bangunan ini tidak lagi digunakan sebagai sarana belajar SDN Pancoranmas 2 karena pihak Disdik Kota Depok tidak memperpanjang sewa untuk penggunaan bangunan ini hingga akhirnya dikosongkan," jelas Ratu Farah Diba kepada Radar Depok, Rabu (15/11).
Semenjak itu, kata Ratu Farah Diba, bangunan SDN Pancoranmas 2 mengalami kerusakan. Saat ini, hampir empat ruang kelas yang atapnya mulai roboh dan beberapa bagian dari jendela juga sudah mengalami kerusakan serta ditumbuhi rumput dan tanaman liar. Padahal, dibagian pekarangan terpasang plang Cagar Budaya.
Baca Juga: Pala's Kopi Hidden Coffee Shop di Beiji Depok, Harganya Murah Meriah Loh!
"Dimana, seharusnya bangunan ini dijaga dan dilestarikan. Saat ini juga bangunan ini tidak dapat dikunjungi karena kuatir saat dikunjungi ada atap yang runtuh atau gentengnya jatuh dan mengenai pengunjung," beber Ratu Farah Diba.
Mengulas ke belakang, Ratu Farah Diba menceritakan, SDN Pancoranmas 2 semula bernama Depoksche Europeesche School. Semua pengajar di sekolah ini pada mulanya adalah orang Belanda yang didatangkan dari Batavia.
Sejak Tahun 1961, Depoksche Europeesche School menjadi Sekolah Dasar Pancoranmas 2 yang dikenal saat itu sebagai sekolah rakyat. Sekolah itu dikelola Pemerintah Kabupaten Bogor. Kemudian, menjadi SDN Pancoranmas 2 yang dikelola Disdik kota Depok.