feature

Perkembangan Sekolah Master Kota Depok: Bermodalkan Tumpukan Kontainer, Lulusanya ke PTN hingga Luar Negeri

Rabu, 23 Oktober 2024 | 08:15 WIB
Suasana Sekolah Master yang berada di Jalan Margonda Raya, Kelurahan Depok, Kecamatan Pancoranmas Kota Depok. (ANDIKA EKA/RADAR DEPOK)

Walaupun begitu, sekolah yang memiliki jenjang mulai dari TK, SD, SMP hingga SMA ini bisa melahirkan lulusan yang kompeten dan siap bekerja dimana pun. Bahkan, banyak juga yang melajutkan pendidikan masuk ke perguruan tinggi negeri dan luar negeri.

Baca Juga: Menelisik Situ Jatijajar Depok Terdahulu Bagian 1: Tempat Petilasan Raden Panji Wanayasa, Dulu Luasnya 10 Hektar

“Alhamdulilah, banyak yang sudah bekerja di berbagai perusahaan dan juga ada yang sedang menjalankan kuliah di PTN,” ujar dia.

Terhitung, kata Nurokhim, sejak sekolah master ini berdiri pada tahun 2000-an sudah sekitar 200 lulusanya masuk PTN yang tersebar di seluruh Indonesia, seperti UI, IPB, UGM, UNJ dan UIN.

“Untuk yang sudah masuk UI saja jumlahnya sudah sekitar 50 lulusanya dari berbagai angkatan yang ada,” kata dia.

Baca Juga: Atlet Taekwondo Asal Kota Depok, Adam Yazid Ferdyansyah si Peraih Emas 3-Habis: Targetkan Juara di Sea Games Thailand 2025

Bahkan, untuk yang mendapatkan kesempatan kuliah di luar negeri juga tak kalah banyak, yakni mencapai 200 lulusan dari berbagai angkatan. Tentunya, dengan melalui beberapa mekanisme yang ada.

“Yang sudah keluar negeri berkisar 200 orang. Tentunya, karena nilai dan mekanisme yang sudah dilalui,” ujar dia.

Selain dikarenakan gratis, berkat dari banyaknya hal positif yang dimiliki oleh Sekolah Master, membuat daya tarik masyarakat ingin bersekolah di tempat ini. Tercatat, hingga saat ini jumlah murid tersebut sudah berjumlah 2.600 siswa dari berbagai jenjang.

Baca Juga: Mengenal Sarta Dipa, Pemilik Chiboy Management Depok, Bakso Ciloknya Beromset Ratusan Juta : Bagian 2

Selain itu, pendaftaran yang mudah juga menjadi pertimbangan para orang tua untuk mendaftarkan anak-anaknya ke Sekolah Master. Yakni, hanya memiliki kartu keluarga (KK) dan ijazah terakhir pendidikan.

“Kalau dibilang sudah overload, ya ini sudah sangat maksimal dengan memperhitungkan tempat yang ada dan tenaga pengajar yang ada,” ujar dia.

Dari jumlah tersebut, Nurokhim mengatakan, paling banyak berada pada jenjang SMA dan SD yang juga berkisar hingga ribuan murid.

Baca Juga: Di Balik Akhir Penyanderaan Panjang Pilot Susi Air Philip Mehrtens: Tututan Pembebasan Jadi Aspirasi Warga yang Rawat sang Pilot

“Karena, pada jenjang SMA, terdapat Paket C, terbuka dan SMAIT, paling banyak ada di Paket C,” ucap dia.

Halaman:

Tags

Terkini