“Gerakan ini dilaksanakan di tingkat RT oleh RT, di RW oleh RW, di kelurahan oleh kelurahan, dan di kabupaten oleh bupati serta wali kota. Gubernur tidak memungut uang itu. Saya hanya mengelola rereongan dari ASN Pemprov Jawa Barat itupun bagi yang mau, kalau tidak juga tidak apa-apa,” jelasnya.
Menanggapi wartawan yang menanyakan Gerakan Sapoe Sarebu kepada Menteri Keuangan, Dedi mengingatkan bahwa konteks program ini tidak ada kaitannya dengan urusan fiskal negara.
“Teteh wartawan yang cantik dan baik hati nanyanya salah. Seharusnya bukan ke Menteri Keuangan, karena itu bukan ranahnya. Penguatan ketahanan sosial itu ranahnya Menteri Sosial,” tegasnya.
Baca Juga: SMPN 25 Depok Perketat Pengawasan MBG
Dedi pun mengajak para jurnalis untuk datang langsung ke Jawa Barat dan melihat bagaimana gerakan sosial ini berjalan di masyarakat.***
Artikel Terkait
Dedi Mulyadi Ajak Warga Kreatif Ubah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar
Usulan Dedi Mulyadi untuk Program MBG: Ubah Jadi Peluang Ekosistem Ekonomi dengan Melibatkan Sekolah dan Siswa
Dedi Mulyadi Luncurkan Gerakan Rereongan Poe Ibu, Mengajak Masyarakat Sisihkan Seribu Rupian Per Hari
Gerakan Rereongan Poe Ibu Dianggap Pungli, Dedi Mulyadi Tegaskan Itu Bukan Kebijakan Tapi Ajakan Solidaritas Sosial
Dedi Mulyadi Apresiasi Warga Selaawi Tasikmalaya dan Ajak Warga Jabar Lakukan Gerakan Sapoe Sarebu: Untuk Menolong Sesama
Gerakan Rereongan Poe Ibu Sukarela, Dedi Mulyadi: Hanya Ajakan Gubernur
Program Sapoe Sarebu Dikritik, Dedi Mulyadi Tegaskan: Yang Mau Saja, yang Tidak Pun Tak Masalah