RADARDEPOK.COM - Pasca longsor yang menerjang pada Rabu (4/12/2024) lalu, warga di kampung Ciangrek, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi hingga kini masih sulit beraktivitas. Pasalnya, material longsoran masih menutupi jalan hingga membuat kendaraan bermotor baik roda dua maupun roda empat sulit melintas.
Dampak dari adanya tanah longsor tepatnya di jalan Batu Aro, membuat aktivitas warga terhambat. Tidak hanya itu, penyaluran bantuan oleh pemerintah kecamatan Simpenan juga ikut terhambat.
Kasitrantib Kecamatan Simpenan, Cecep Supriadi saat dikonfirmasi mengatakan, jalur Mekarasih-Cipicung memang ada beberapa titik longsoran. Langhak evakuasi material longsoran sudah dilakukan dengan cara gotong royong secara manual oleh masyarakat.
"Namun tidak bisa diselesaikan oleh masyarakat. Harus menggunakan alat berat," ujar Cecep, Rabu (18/12).
Sedikitnya ada sekitar empat titik longsoran di desa Mekarasih, termasuk jalan menuju objek wisata pemandian air panas yang terdapat pergerakan tanah.
"Disitu ada pergerakan tanah sebelum wisata air panas. Harapan warga termasuk pemerintah desa, ada dorongan alat berat dari pemerintah melalui dinas terkait. Untuk kendaraan roda dua sudah bisa lewat, cuma untuk kendaraan roda empat belum bisa. Karena yang di Cipicung juga ada longsoran batu yang harus diselesaikan oleh alat berat. Itu jalan kabupaten," sambungnya.
Sementara itu Satwansah (35) warga Kampung Pasir Jambu mengatakan, banyak warga dari beberapa kampung di Dusun Ciangkrek hingga kini kesulitan beraktivitas. Pasalnya akses jalan masih tertimbun material longsoran.
"Warga yang terdampak banyak. Di kampung Cieurih, Babakan, Ciputat, Pasir Jambu, dan Cikadu sampai saat ini mereka kesulitan beraktivitas akibat jalan tertimbun longsor. Kami kesulitan melintas, sekedar menggunakan kedaraan roda dua atau motor saja susah. Apalagi menggunakan kendaraam roda empat," imbuhnya.
Baca Juga: 134 Gereja dan 33 Rumah Ibadah di Depok Dijaga Ketat, 630 Personel Gabungan Dikerahkan saat Nataru
Satwansyah juga menerangkan, selain akses jalan, tertimbun longsor juga di kedusunan Ciangrek terdapat sekitar 18 unit rumah warga yang tertimpa bencana alam tanah longsor yang hingga kini masih belum dilakukan penanganan.
"Sampai sekarang meterial longsoran belum dievakuasi, baik oleh maayarakat maupun pemerintah. Ya meskipun sebagian masyarakat telah berusaha membersihkan agar bisa dilewati sementara, tapi belum maksimal. Setahu saya, kemarin ada Pak Kades datang ke sini menyalurkan bantuan juga ke para korban, dari PC NU juga ada bantuan sembako untuk masyarakat terdampak," ucapnya.
Satwansyah berharap, pemerintah melalui dinas terkait untuk segera menerjunkan alat berat guna membantu mengevakuasi material longsoran yang selama dua pekan belum tersentuh. "Harapan warga ingin akses jalan segera kembali normal, juga adanya bantuan untuk para korban yang rumahnya tertimpa material longsoran," tandasnya.
Baca Juga: Predator Asusila Asal Depok jadi Incaran Tahanan di Penjara Inggris, Begini Kondisinya saat Ini
Dinas Bina Marga dan Penataan Ruang (DBMPR) Provinsi Jawa Barat angkat bicara terkait perpanjangan status Tanggap Darurat Bencana (TDB) di tiga kecamatan dari 39 kecamatan terdampak bencana alam di Kabupaten Sukabumi.
Artikel Terkait
Ramai-ramai Setuju Usulan Pilkada Dipilih Langsung DPRD, dari MUI sampai DPD RI
UMK Depok jadi Rp5.195.720, Segini UMK Tahun-tahun Sebelumnya
Kakorlantas Larang Mudik Pakai Motor, Potensi Kecelakaan Capai 78 Persen
Cuti ASN di Sektor Layanan Esensial Dibatasi Selama Nataru, Penurunan Harga Tiket Cuma Naik Pesawat
Aktivitas Tambang Dituding jadi Penyebab Bencana di Sukabumi, Polisi Panggil Tiga Perusahaan
Berlakukan PPN 12 Persen, Pemerintah Guyur Insentif hingga Tarif Listrik Terpasang 2.200 VA Di Diskon 50 Persen
PDIP: Jokowi, Gibran, dan Bobby Dipecat Bersama 24 Kader, Berikut Keselahannya! Golkar Siap Tampung?