Sebagai upaya pencegahan agar tak terulang kembali, Siti Aisyah mengatakan, pihaknya akan bekerjasama dengan UPT PPA, Dinas Sosial dan kepolisian, untuk melakukan kolaborasi pembinaan terhadap siswa yang terlibat.
“Karena ini baru kali pertama terjadi yang penyebabnya hanya saling mengejek,” kata Siti Aisyah.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Depok, Siti Chaerijah Aurijah mengatakan, persoalan kasus tawuran pelajar SD tersebut sebelumnya sudah dibahas pada Senin (11/5), yang turut melibatkan berbagai pihak.
“Pada Senin (11/5), Kasi Kelembagaan dan Peserta Didik Bidang Pembinaan SD hadir di pertemuan orang tua, murid dan pihak sekolah SDN Cilangkap 5 dan SDN Cilangkap 8,” tutur Siti Chaerijah Aurijah, saat dikonfirmasi Radar Depok, Selasa (13/5).
Pertemuan ini digelar untuk penandatanganan surat perjanjian siswa untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut, kata Siti Chaerijah Aurijah, namun pertemuan tersebut terpaksa diundur hingga Kamis (15/5) karena dinas terkait berhalangan untuk hadir.
Baca Juga: 13 Tewas Akibat Pemusnahan Material Militer, Korban Sipil Diduga Cari Logam Bekas Amunisi TNI
“Infonya PPA DP3AP2KB akan hadir. Tapi ternyata diundur Kamis (15/5), dan di hari Kamis itu juga akan ada pembinaan juga dari polsek setempat,” tutur Siti Chaerijah Aurijah.
Menanggapi hal ini Sekretaris Komisi D DPRD Kota Depok, Siswanto mengatakan, pihaknya akan melakukan pengawasan terhadap kasus yang tengah marak tersebut. Kasus ini juga akan dibahas secara serius bersama Komisi D.
“Tidak ada orang yang senang setiap mendengar kabar ada siswa tawuran. Apalagi masih sekolah dasar. Pasti banyak orang yang prihatin. Termasuk saya, sebagai Sekretaris Komisi D sangat prihatin setiap mendengar ada peristiwa tawuran pelajar,” tutur Sekretaris Komisi D DPRD Kota Depok, Siswanto.
Baca Juga: Anak SD Tawuran di Depok, Menteri PPPA dan KPAI: Pemkot Harus Tangani Serius!
Permasalahan tawuran pelajar ini memang dinamika sosial perkotaan, kata Siswanto, di mana siswa gampang sekali terpancing untuk melakukan tawuran. Biasanya, tawuran rata-rata berawal dari media sosial. Mereka saling ejek di media sosial yang kemudian berlanjut janjian untuk melakukan tawuran.
“Coba runut kronologinya. Tawuran rata-rata berawal dari media sosial. Mereka saling ejek hingga aksi tawuran terjadi,” kata Siswanto.
Untuk mencegah tawuran siswa, Siswanto menegaskan, semua elemen masyarakat punya kewajiban untuk melakukan pencegahan. Bukan hanya guru, tetapi juga orang tua murid.
Baca Juga: Omset UMKM Rugi saat Car Free Day Depok, Walikota Evaluasi Lagi
Artikel Terkait
PN Depok Vonis 10 Bulan Pemalsu Surat Tanah
Demo! Karyawan Hotel Bumi Wiyata Depok Tuntut Gaji hingga THR, Nama Nina Suzana Disebut-sebut
Ingat! Tujuan CFD Depok Turunkan Emisi, Panjang dan Ruas Jalan Ditambah Tapi Kantong Parkir Diperbanyak
Soal Kejelasan Warga Kampung Baru Harjamukti, Dedi Mulyadi Surati Pemkot Depok, Setneg, BUMN
Ahli Waris dan Pemkot Adu Kuat Surat Sakti, Pembelajaran di SDN Utan Jaya Depok Kembali Normal
Ruko Worldcoin di Depok Sudah Sepi Peminat, Ini Penampakannya