RADARDEPOK.COM - Keluhan warga soal proyek pembangunan Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) seksi III di Kota Depok, belum juga diredam hingga kemarin (19/3). Jam operasional yang tidak menentu masih menghantui aktifitas warga, termasuk saat istirahat di malam hari.
Warga RW8 Kelurahan Limo, Susana Devianti mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, perwakilan pelaksana proyek Tol Cinere-Jagorawi (Cijago) seksi III akan menemuinya atas keluhan tersebut.
Baca Juga: Tekan Inflasi Ketika Ramadan, Walikota Depok Pastikan Pasokan Aman
"Yang pasti ini beko (alat berat) sangat dekat dengan rumah saya, jaraknya sangat dekat sekali. Seharusnya, jaraknya tidak dekat seperti ini, ini kedepan akan membahayakan," jelas dia kepada Radar Depok.
Menurut Susana, kebisingan dan getaran yang ditimbulkan dari pembangunan tersebut masih berlangsung. Bahkan, hal itu sangat menganggu kedua orangtuanya yang sudah berusia lanjut.
Baca Juga: Polrestro Depok Bareng Kodim 0508 Keliling Pasar, Harga Aman Penimbun Pangan Diwanti-wanti
"Jadi permasalahannya kami kan orang awam, bukan kah seharusnya ada jarak proyek dengan rumah warga. Kenapa ini nempel dan dekat sekali dan ini sangat membahayakan penghuni rumah," keluh dia.
Akibatnya, sebut dia, rumahnya mengalami keretakan hingga pergeseran tembok yang disebabkan beroperasinya alat berat yang jaraknya tidak begitu jauh dari kediamannya.
"Akibat getaran dan hantaman yang keras otomatis dinding retak, bahkan ada yang geser. Selain itu, kusen lepas dari dinding, genting pada merosot. Retaknya hampir nyebar di berbagai sisi," beber Susana.
Baca Juga: Kekayaan Kepala Daerah Se-Jabar : Bupati Subang Tajir Melintir, Walikota Depok Urut Ke-17
Susana mengungkapkan, dia telah mempertanyakan ganti rugi atau kompensasi terhadap dirinya, yang mengalami kerugian secara langsung akibat adanya proyek tersebut.
"Saya sudah tanyakan ini gimana kompensasinya untuk mengganti semua kerusakan rumah, dan itu sudah berbulan-bulan belum ada. Itu lah kenapa saya share di media sosial," ujar dia.
Selama ini, beber dia, perwakilan dari pelaksana proyek itu hanya datang dan melakukan survei tanpa ada kelanjutan soal kompensasi yang dimintanya. "Hanya di survei-survei saja, enggak jelas gimana," ungkap Susana.
Baca Juga: Ngeri Banget, Depok Sabet WTP 12 Kali Beruntun
Berdasarkan info yang diperolehnya, Susana menduga, kesalahan itu terletak pada tim pembebasan lahan yang tidak membebaskan bagian rumahnya yang sangat berdekatan dengan lokasi proyek tersebut.
Artikel Terkait
Jenguk David Latumahina, Kajati DKI Jakarta Sampaikan Ini
Sosok APA akan Membeberkan Fakta Mario Dandy Satrio yang Belum Terungkap
Pemecatan Guru Sabil Tidak Ada Urusan dengan Ridwan Kamil
Ridwan Kamil Kaget Sabil Diberhentikan Sebagai Guru
Ngamuk Saat Ditilang ,Bule Asal Amerika Serikat Kembali Berulah di Bali