RADARDEPOK.COM – Pekan lalu masyarakat Kota Depok dibuat gaduh dengan adanya pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, pencegah stunting. Tepatnya, Jumat , 10 November.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Depok yang menjadi leading sektor, dinilai gugup dalam sosialisasi. Ketidakpahaman penerima PMT jadi pelatuk hebohnya menu PMT berupa nasi, sop sawi dan tahu, di media sosial (Medsos).
Handayani penerima PMT tak menyangka kalau anaknya dapat paket tersebut. Dia pun merasa aneh kenapa isi paketnya hanya tahu olahan, nasi dan sayur.
Ditambah lagi semua makanan tidak ada rasanya. "Anak saya tak nafsu kalau saya kasih makanan PMT. Tapi kalau makanan yang biasa saya masak sendiri dia mau makan," ucap Handayani kepada Radar Depok.
Handayani menjelaskan, makanan tersebut akhirnya dibuang begitu saja, karena anaknya tidak mau makan.
"Makanan akhirnya saya buang. Anak saya tidak suka. Saya juga tidak suka makanan nya hambar," kata perempuan asal Kecamatan Sukmajaya ini.
Handayani mengaku, anak tetangganya ada juga tidak menyukai, namun tetap juga ada yang suka.
"Saya waktu itu nanya ke tetangga kalau anak nya ada yang suka dan ada yang tidak suka dengan menu PMT," jelas Handayani.
Muara masalah PMT yang terjadi Kecamatan Tapos, menurut Ketua UMKM Sinergia Tapos, Dian Sukma, UMKM Kecamatan Tapos tidak semuanya dilibatkan dalam pemberian makanan tambahan balita stunting di Kecamatan Tapos. Hanya dia yang mendapatkan kesempatan tersebut.
Baca Juga: Unik! Ade Supriyatna Menilai Isu Makanan Stunting Ada Beragam Motif, Salah Satunya Motif Politis
“Untuk UMKM Tapos pada awalnya memang tidak dilibatkan, hanya saya, itu juga karena vendor tersebut kenal pribadi dengan saya. Selebihnya vendor tersebut memakai UMKM dari dari luar Kecamatan Tapos,” ucap dia.
Dian Sukma mengatakan, merasa tidak tahu bahwa orderan yang dia dapat tersebut untuk menjalankan program nasional, dalam menurunkan stunting di Kota Depok.
“Saya juga tidak tahu, awalnya kalau itu untuk program besar dalam penurunan stunting di Kota Depok, tiba-tiba saja saya dihubungi salah satu vendor,” kata dia.