"Kalau kami lihat dari TKP, tidak ada jejak rem dari bus tersebut, yang ada itu bekas ban ya ban satu bagian diduga itu ban kanan keadaan miring itu ada beberapa meter di situ kemudian sampai titik terakhir di depan menabrak tiang listrik ini tidak ada jejak rem sama sekali," kata Irjen Aan Suhanan.
Irjen Aan Suhanan menuturkan, dalam proses penyelidikan, pihaknya memfokuskan pada penyebab insiden kecelakaan tersebut. Apakah memang rem yang tidak berfungsi, atau pengemudi yang panik.
"Kami selidiki kenapa tidak ada jejak rem. Apakah remnya tidak berfungsi atau pengemudi panik. Ini perlu diselidiki makanya olah TKP disini nanti sampai tuntas," jelas Irjen Aan Suhanan.
Baca Juga: Siap-siap, Gaji Ke-13 Cair Bulan Depan
Lebih lanjut, beber Irjen Aan Suhanan, timnya juga akan memeriksa tingkat kerusakan bus, guna dapat disimpulkan berapa kecepatan bus tersebut dengan melibatkan ahli.
Termasuk olah TKP dari kerusakan kendaraan yang ditabrak bus, yaitu Daihatsu Feroza dan para saksi saksi.
"Kami akan olah TKP dari kerusakan kendaraan, baik itu kendaraan Daihatsu Feroza, kendaraan bus, nanti disitu akan kelihatan dari bekas tumbukan, akan kelihatan kecepatan daripada bus tersebut," tegas Irjen Aan Suhanan.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membentuk tim untuk melakukan investasi terhadap kecelakaan ini.
Baca Juga: Jelang HET Ditetapkan Awal Juni, Harga Beras di Depok Terkerek Naik
Ketua KNKT, Soerjanto Tjahjono mengatakan, investigasi kali ini akan difokuskan dalam hal kelaikan bus, untuk menghindari kendala teknis yang dialami bus kedepannya.
"Untuk teknis, kami akan mengecek kendaraan ini kenapa secara teknis mengalami rem blong," katanya.
Kini, pihaknya tengah mengumpulkan data dan keterangan saksi agar dapat terungkap faktor faktor penyebab kecelakaan.
"Setelah data terkumpul, kami dalami masalah bus nya, kemungkinan yang menjadi hal untuk disampaikan adalah masalah perbaikan sistem secara menyeluruh," tutur Soerjanto Tjahjono.
Baca Juga: Dua DPO Digugurkan Dalam Kasus Vina, Hotman Paris Murka
Soerjanto Tjahjono meminta, masyarakat atau sekolah merencanakan perjalanan wisata secara matang, dan mempertimbangkan waktu istirahat pengemudi bus agar tidak kelelahan.