RADARDEPOK.COM - Yeti Wulandari, Wakil Ketua DPRD Kota Depok yang dikenal sebagai sosok yang humanis namun tegas, ternyata memiliki kisah unik dibelakangnya. Jadi perempuan satu-satunya yang kerap kali turun ke jalan bersama kawan-kawan kampus, demi menyuarakan hak-hak rakyat. Lama bergelut dibidang sosial, ternyata membuat Partai Gerindra jatuh hati kepadanya.
Dari luar terlihat megah sebuah gedung bertingkat. Dengan beberapa anak tangga semakin membuatnya mewah. Masuk kedalam, disuguhi foto dan pigura para pemimpin DPRD Kota Depok.
Kursi di ruang tunggu dipenuhi tamu. Kendati begitu, Gedung DPRD Kota Depok masih terasa dingin karena penyejuk ruangan disetiap sudutnya.
Melewati lorong yang nampak seperti labirin, tak terasa telah sampai di ruang kerja Wakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti Wulandari.
Dunia politik kerap kali dipandang sebagai wilayah yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang memiliki pengalaman panjang di bidang pemerintahan atau bisnis. Namun, hal itu bisa ditepis tegas oleh Yeti Wulandari.
Alasan dia terjun ke politik dimulai pada masa kuliah, di Universitas Pancasila. Yeti Wulandari aktif di dunia kemahasiswaan dan organisasi, baik di dalam maupun luar kampus. Selain itu, Yeti Wulandari juga dipercaya menjadi ketua angkatan di kampusnya.
"Saya juga aktif di aliansi-aliansi jurnalistik dan sebagainya. Nah saat itu kami juga sedang mengkritisi masa pemerintah almarhum Pak Soeharto, tahun 1998," kata Yeti Wulandari dengan serius.
Mengenang masa-masa penuh tantangan di era tersebut. Yeti Wulandari bercerita, dia adalah satu-satunya perempuan yang dipercaya menjadi ketua koordinator lapangan (korlap) dalam berbagai aksi yang digelar mahasiswa di kampusnya.
Pada masa itu, gerakan mahasiswa mulai menguat dengan tujuan menggugat ketidakadilan dan kesewenang-wenangan pemerintahan Orde Baru.
"Kami turun ke jalan, menyuarakan perubahan. Kami tidak hanya menginginkan perubahan politik, tetapi juga reformasi sosial yang lebih adil," tutur Yeti Wulandari dengan tegas.
Baca Juga: Alhamdulillah, Peminat UMKM di Sawangan Baru Depok Meningkat
Setelah peristiwa 1998, semangatnya untuk memperjuangkan hak-hak rakyat dan keadilan sosial semakin besar. Yeti Wulandari kemudian memilih untuk melanjutkan perjalanan aktivismenya dengan bekerja di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), sebuah lembaga yang terkenal dengan perjuangannya untuk hak asasi manusia (HAM).
Sebelum terjun ke dunia politik, Yeti Wulandari dikenal sebagai advokat yang gigih membela hak-hak masyarakat. Namun, kisahnya tidak berhenti di sana. Pada 2009, saat Partai Gerindra baru saja berdiri, dia mendapatkan tawaran yang mengubah arah hidupnya.
"Pada 2009, saat Gerindra baru berdiri, saya mendapat tawaran dari senior suami saya untuk bergabung dengan partai tersebut," ujar Yeti Wulandari sambil tersenyum malu.
Artikel Terkait
Dari Olahan Tepung Ketan Kamu Sudah Bisa Membuat Kue Carang Gendis Isi Coklat Meses yang Enak dan Renyah Ini!
Perpaduan Olahan Pisang Kematangan dengan Agar-agar Ternyata Bisa Membuat Puding Pisang yang Enak Banget!
Sekda Depok Himbau Kepala OPD Jaga Aset
Jalan Caringin Rangkapanjaya Depok Ditutup 17 Hari, Rute Dialihkan
Alhamdulillah, Peminat UMKM di Sawangan Baru Depok Meningkat
Dengarkan Aspirasi Warga, Calon Walikota Depok Imam Budi Hartono Siap Benahi Banjir Pondok Duta
Bawaslu Depok: Kampanye Door to Door Imam-Ririn Tidak Melanggar PKPU, Panwascam Sedang Telusuri Persekusi