Senin, 22 Desember 2025

Menilik Sumur Minyak Abadi di Sawangan Depok, Sita Perhatian Belanda, Meledak Ketika Pengambilan Sampel : Bagian 3

- Senin, 16 Desember 2024 | 11:00 WIB
SEJARAH : Sumur Minyak Banyu Mudal yang terletak di Kampung Panggulan, RT1/5, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Minggu (15/12). (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)
SEJARAH : Sumur Minyak Banyu Mudal yang terletak di Kampung Panggulan, RT1/5, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, Minggu (15/12). (ALDY RAMA/RADAR DEPOK)

RADARDEPOK.COM - Fenomena unik yang terjadi di Sumur Minyak Banyu Mudal, membuat tak sedikit orang yang ingin memanfaatkan kandungan minyak, gas dan belerang yang ada di dalam sumur tersebut. Bahkan kandungan yang ada di dalam sumur itu, juga menyita perhatian Belanda kala itu.

Kehadiran Sumur Minyak Banyu Mudal yang terletak di Kampung Panggulan, RT1/5, Kelurahan Pengasinan, Kecamatan Sawangan, Kota Depok, sampai saat ini masih menyita perhatian banyak masyarakat dari berbagai wilayah.

Siapa sangka. Fenomena kandungan minyak, gas dan belerang yang masih ada di dalam Sumur Minyak itu, menjadi salah satu hal yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung dari berbagai daerah.

Baca Juga: Komunitas Pandan Merdeka Depok Bikin Kontes Batu Akik : Lestarikan Budaya Betawi Hingga Hidupkan UMKM

Tak hanya menjadi daya tarik masyarakat di Tanah Air saja. Tetapi, Sumur Minyak Banyu Mudal itu juga menyita perhatian Belanda yang kala itu masih menetap di Indonesia. Pernyataan itu kembali diutarakan oleh Asbullah, sebagai salah satu saksi hidup Sumur Minyak tersebut.

Sebelum dimanfaatkan oleh masyarakat, Sumur Minyak yang dilabeli Banyu Mudal itu pernah dimanfaatkan Belanda sekitar tahun 1940-an. Kala itu, Belanda menggunakan alat berat untuk mengambil minyak yang terkandung pada sumur tersebut.

Tetapi karena Belanda melihat kandungan minyak pada sumur itu tidak cukup untuk 50 tahun, akhirnya Belanda tidak jadi memanfaatkan minyak di sumur tersebut,” ungkap Asbullah saat ditemui Radar Depok di sekitar Sumur Minyak tersebut.

Alhasil Belanda pulang dengan tangan hampa. Tidak bisa membawa apa-apa dari kandungan yang ada di dalam sumur tersebut, hingga akhirnya kandungan yang ada di dalam sumur itu hanya dimanfaatkan oleh masyarakat saja.

Kalau dilarang atau tidak, dulu itu tidak ada yang melarang saat Belanda berusaha untuk memanfaatkan Banyu Mudal. Saya kurang tahu kenapa,” kata pria kelahiran tahun 1949 tersebut.

Baca Juga: Tiga Pengcab Resmi Masuk ke KONI Depok, Ini Daftarnya

Malang melintang berjalannya waktu, Sumur Minyak Banyu Mudal akhirnya mendapat perhatian dari Pemerintah. Kala itu, Sumur Minyak pernah diambil sampelnya sekitar tahun 1960-an untuk diteliti oleh Pemerintah.

Namun pada saat Pemerintah mengambil sampel pada kandungan Sumur Minyak itu, tiba-tiba air yang mengandung minyak, gas dan belerang itu tiba-tiba meledak. Diduga, hal ini disebabkan karena tekanan pada gas yang ada di dalam air tersebut.

Saat sampel diambil dan dimasukan ke dalam botol tiba-tiba meledak seketika. Beruntungnya, saat kejadian itu tidak ada yang mengalami luka-luka,” ungkap Asbullah.

Baca Juga: Menteri LH Rekomendasikan Penghijauan dengan Tanaman Keras di Lokasi Bencana Sukabumi

Pria berusia 79 tahun itu juga belum tahu pasti, untuk apa Pemerintah mengambil sampel Sumur Minyak Banyu Mudal. Menurutnya yang terpenting adalah, kehadiran Sumur Minyak itu yang masih eksis sampai saat ini.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X