Wilayah Indonesia Timur memang kaya akan alamnya. Begitu pun Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang dibentangi lautan luas. Namun belakangan ini, masyarakat sekitar percaya adanya intaian buaya yang lepas dari tempat penangkarannya.
Laporan : Gerard Soeharly
RADARDEPOK.COM, Jarum jam terus berputar, waktu sudah menunjukan Pukul 17:15 Waktu Indonesia Tengah (WITA) bertanda matahari akan segera pulang ke ufuk barat. Seperti biasa, senja selalu terasa manis dimana pun dia berada. Apalagi, tenggelam dalam lautan luas.
Baca Juga: Katar RW 04 Ratu Jaya Butuh Rp1,4 Miliar Buat Bangun Masjid
Dari pusat Kota Kupang, angin laut berhembus cukup kencang di daratan. Tak ingin-ingin membuang waktu emas itu. Radar Depok memulai perjalanan untuk mencoba berendam pada air laut di Indonesia bagian Timur.
Melewati Kelurahan Fatufeto, langit sudah mulai redup. Perlahan-lahan, angin yang bertiupan tersebut mulai terasa sangat kencang.
Baca Juga: Soal Kasus Lukas Enembe, Penyidik KPK Periksa Empat Saksi
Sangat mengejutkan, pantai di Kelurahan Nun Baun Sabu mulai mengering. Hamparan pasir putih dan biru air laut seketika berubah menjadi bebatuan. Ombak yang saling berkejaran juga terlihat semakin jauh.
Di sana, masyarakat menyebutnya Meting atau air laut surut yang tidak menentu waktu datangnya. Dengan begitu, niat renang atau sekedar berendam itu harus terurungkan.
"Kalau lagi meting, sonde (tidak) bisa untuk berenang, karna son (tidak) ada air laut," tutur seorang warga yang sedang mencari ikan yang terjebak pada bebatuan tersebut.
Baca Juga: Tahun Ini, Depok Dijatah 1.900 Sertifikat Bidang Tanah
Sedikit cahaya matahari yang masih menghiasi dinding langit mulai beradu dengan lampu senter atau head lamp dari pencari aneka bahan makanan laut. Semisal ikan, udang, hidung kambing, kepiting, gurita hingga cumi-cumi.
Mereka hanya perlu memeriksa kembali celah bebatuan yang masih ada sedikit air laut. Biasanya, banyak hewan laut yang terjebak di sana saat air laut berangsur surut.
Baca Juga: Tirta Asasta Depok Peringkat Ke-3, Kategori Pelanggan 50.001 - 100.000 Tingkat Nasional
Selain menjadi berkat tersendiri, ternyata meting dipercaya menjadi penghadang intaian buaya yang lepas dari penangkaran. Pasalnya, buaya dianggap enggan melintasi bebatuan yang dapat melukai bagian perutnya.
Artikel Terkait
Bakso Kribo Depok Bisa Prasmanan, Segera Serbu Bestie Sebelum Kepenuhan
Koka Ramen, Mie Ayam Jepang Ternikmat di Kota Depok, Penasaran !?
Program Pesantren Hijau YIA Tingkatkan Pola Hidup Bersih dan Sehat
Segera Datang ke Posyandu, 112.835 Balita di Depok Bakal Ditetesi Vitamin A
Jumat Curhat di Bojonggede, Kapolres Metro Depok Terima Aduan Soal Ini
Senam Hotel Savero dan IJTI Depok : Jalin Sinergi dengan Berbagai Pihak
Tirta Asasta Depok Peringkat Ke-3, Kategori Pelanggan 50.001 - 100.000 Tingkat Nasional
Tahun Ini, Depok Dijatah 1.900 Sertifikat Bidang Tanah
Soal Kasus Lukas Enembe, Penyidik KPK Periksa Empat Saksi
Katar RW 04 Ratu Jaya Butuh Rp1,4 Miliar Buat Bangun Masjid