Senin, 22 Desember 2025

Biasa Saja, Kami Watchdog

- Selasa, 15 Juli 2025 | 06:50 WIB
Pemimpin Redaksi Radar Depok, Fahmi Akbar (RADAR DEPOK)
Pemimpin Redaksi Radar Depok, Fahmi Akbar (RADAR DEPOK)

Baca Juga: Duh! Jalur Paps SMAN 3 Depok Disoal, Wali Murid sebut Tidak Tepat Sasaran 

Selama menjabat. Mohammad Idris-Pradi Supriatna tak henti dikritisi. Hanya saja, pada pemberitaan survei pelayanan setahun pemerintahan Idris-Pradi. Orang nomor satu di Kota Depok itu marah besar. Radar Depok dinilai lawan politiknya saat pilkada menguat.

Sebagai wacthdog, tuduhan-tuduhan seperti itu memang melulu dilontarkan. Dalam menjalankan survei pelayanan, Radar Depok murni pakai dana sendiri tanpa ditunggangi siapa pun.

PKS lagi-lagi menang pada Pilkada Depok 2020 dengan mengusung Mohammad Idris dan Imam Budi Hartono dengan raihan 55,54 persen suara. Lawannya Pradi Supriatna yang berpasangan dengan Afifah Aliah mendapatkan 44,46 persen.

Baca Juga: Hati-hati Bawa Uang! Pencuri Modus Pecah Ban Beraksi di Depok, Rp161 Juta Melayang : Ini Kronologis Lengkapnya

Di Pilkada ini, Radar Depok tidak henti merangkul kedua pasangan calon. Kendati diujungnya Radar Depok tertuduh menjadi medianya salah satu calon. Padahal, sejak awal keduanya sudah bermitra tanpa ada tembang pilih.

Lantas apakah Radar Depok pesta pora? Biasa saja. Siapapun yang menang dalam pesta demokrasi lima tahun harus masyarakat Kota Depok merasakannya selama memimpin. Dalam perjalanannya memimpin, Idris dan Imam tidak ada bawahannya tersentuh hukum.

Landai, hanya mengikuti roll. Terdasyat kala itu adanya kebijakan sistem satu arah (SSA) di Jalan Arif Rahman Hakim dan Jalan Nusantara. Tak hanya itu, lagu Walikota Depok, Mohammad Idris hati-hati di jalan juga viral. Radar Depok ikut merunning isu tersebut hingga akhirnya SSA ditangguhkan dan lagu walikota di lampu merah dibatalkan.

Baca Juga: Mulai 14 Juli! Masuk Sekolah di Depok Pukul 06.30 WIB 

Kekiniannya di 2025. Supian Suri dan Chandra Rahmansyah sudah menjabat selama lima bulan. Tapi kotak-mengkotakan di akar rumput masih kentara. Junjungannya sudah menang, tapi acapkali di lapangan masih ditemukan. Khususnya di dunia media massa.

Entah apa pelatuknya. Sebagai wacthdog, Radar Depok tidak terbuai dengan kata koalisi maupun opisisi. Selagi faktanya ada berita tetap tersaji, baik itu good news maupun bad news.      

Reuters Institute menyebutkan Watchdog Journalism merupakan perwujudan media (news media) sebagai pilar atau kekuatan keempat (the fourth estate) setelah eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Baca Juga: Sampai Juni 2025, 4.108 Pasangan di Depok Sah jadi Suami Istri : Ini Data Selengkapnya  

Konsep dasar Watchdog Journalism adalah wartawan memainkan peranan sebagai pengawas pemerintahan dan masyarakat demi kepentingan publik (Waisbord, 2000), dengan menyajikan pemberitaan yang objektif, faktual, dan bergaya pemberitaan kritis (critical reporting style).

Peran sebagai anjing penjaga praktis bukan tanpa akibat dan risiko. Di negara kampiun demokrasi dunia, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump,  bahkan pernah berang dengan media yang rajin menjalankan peran anjing penjaga itu. Dia menuding ada 5 media di negaranya yang menjadi musuh rakyat.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Jangan Malas! Ayah di Depok Diminta Ambil Rapor Anak

Jumat, 19 Desember 2025 | 06:30 WIB

Buruh di Depok Ingin UMK Naik 6,5 Persen

Kamis, 18 Desember 2025 | 07:30 WIB

BPN Depok Sematkan Pin Emas Kepada Kejari

Rabu, 17 Desember 2025 | 06:30 WIB
X