Kendati demikian, Siswanto menilai kurang tepatnya di balik kebijakan ini adalah untuk meningkatkan daya tampung siswa di sekolah negeri. Dan juga, kekhawatiran kebijakan ini dapat mengancam eksistensi sekolah swasta.
“Dan itu yang memprihatinkan adalah Pak Gubernur akhirnya punya semangat menambah kelas ruang, kelas baru agar banyak siswa yang tertampung di sekolah negeri,” tutur Siswanto.
Siswanto menjelaskan, kondisi di beberapa daerah lain, di mana sekolah negeri justru kalah bersaing dengan swasta.
Baca Juga: Terdakwa Oknum Anggota DPRD Depok Pernah Sekamar Bareng Korban dan Keluarga
“Sebetulnya tidak. Kita berkata pada sekolah dasar ya, negeri SD misalkan. Kalau kita bandingkan di Jawa Timur itu banyak sekolah dasar atau SD negeri itu yang harus dimerger karena kekurangan murid, kalah bersaing dengan swasta-swasta,” ungkapnya.
Terkait kemungkinan pembangunan sekolah negeri baru di Depok, Siswanto menyebutkan opsi ini juga sangat memungkinkan dan bahkan sudah masuk dalam rencana.
“Kemarin kami saat kunjungan ke Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah II Bogor itu, sebetulnya 2024 kemarin sudah direncanakan untuk pembangunan satu sekolah SMA Negeri. Posisinya di Sukmajaya,” tegas Siswanto.
Terpisah, suasana sesak dan pengap layaknya seperti di sauna benar-benar dirasakan para peserta didik jenjang SMA/SMK negeri di Kota Depok saat ini, setelah diberlakukan kebijakan terkait 50 siswa dalam satu rombongan belajar (Rombel).
Kebijakan yang menuai kontroversi ini, memang menjadi salah satu keluhan peserta didik dan para orang tua terkait persoalan kenyamanan dan kemamanan dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar (KBM) di setiap sekolah.
Janji Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi yang ingin meningkatkan sarana dan prasarana seperti pendingin ruangan atau AC di setiap kelas, belum terealisasi hingga saat ini. Sehingga, para peserta didik harus bertahan di suhu yang panas dalam KBM.
Baca Juga: PN Depok Dituntut Hukum Berat Oknum Anggota Dewan Rudy Kurniawan, Ini Alasannya!
Salah satu siswa SMKN 3 Depok, Marsya syazilia Balqis Irvansyah mengakui kondisi kelasnya saat ini tidak nyaman untuk melaksanakan KBM. Sebab, suhu yang panas membuat kondusifitas konsentrasi para siswa terganggu.
Artikel Terkait
Panggung Resepsi Pernikahan Wabup Garut Dibongkar Setelah Satu Polisi dan Dua Warga Meninggal
2026, Kota Depok Bangun Empat Madrasah Negeri
Dugaan Penggelapan Uang Perumahan Bapak dan Anak Telan Banyak Korban, Laporan Hampir Setahun Belum Ditindak!
Tiga Orang Tewas di Pesta Pernikahan! Dedi Mulyadi Viralkan Makan Gratis, Anak Siap Diperiksa
ASN Kemendagri di Depok Dilaporkan Empat Hari Hilang, Eh Malah Liburan ke Jogjakarta
Musda KNPI Kota Depok : Ketua OC Yusril S Kaimudin, Ketua SC Suryadi, Pendaftaran Kandidat Dibuka 1 Agustus
Sekda Baru Depok Diumumkan Akhir Juli, Hari Ini Tes Makalah Besok Presentasi