Perintis Bakso di Seluruh Jawa Barat, Tak Pernah Pajang di Etalase
Bakso Wignyo termasuk bakso legendaris yang berdiri selama 50 tahun. Usianya hampir sama dengan Bioskop Elsandra di Jalan Pitara, Kecamatan Pancoranmas Kota Depok. Bakso penuh dengan kenangan ini menjadi salah satu tempat yang bisa dijadikan berkumpul bersama keluarga, teman, sahabat maupun pasangan.
Laporan : Putri Aisyah Fanaha, Kota Depok
Sore itu cuaca Kota Depok sedang cerah, dibalut dengan matahari yang bersinar terang. Di Jalan Raya Sawangan nomor 8-9 RT1/9 Kecamatan Pancoranmas, Kota Depok berdiri bangunan lawas dengan luas bangunan kurang lebih 200 meter.
Di atas bangunan berkelir putih bergaris biru terdapat bacaan Bakso Wignyo dan terdapat tulisan baik dan halal. Mendengar nama Bakso Wignyo, seakan melempar kenangan hingga puluhan tahun silam. Kala itu mobil pribadi masih jarang dan andong kuda sedang mengangkut sayur mayur dari pasar tradisional Depok.
Baca Juga: Asal Muasal Nama Pondok Petir di Depok (1) : Cerita Kepala Desa, Berawal dari Pohon
Bakso Wignyo menyimpan banyak kenangan bagi yang tinggal di daerah Depok, Bogor, dan sekitarnya. Warung bakso itu tetap buka selama lebih dari 50 tahun, yang tetap setia melayani pelanggan sampai saat ini.
Warung bakso lain mungkin bermunculan, variasi baru banyak ditawarkan. Namun, Bakso Wignyo melekat bersama kenangan dan kesederhanaan dengan pegawai yang melayani semua kalangan. Bahkan, harganya mulai dari Rp5 ribu hingga Rp30 ribu yang cocok untuk semua kantong.
Tampilan depan bakso memang tampak jadul, tapi Bakso Wignyo menawarkan rasa. Pemilik Bakso Wignyo, Wiwi Ardiyati menjelaskan, pertama kali Bakso Wignyo dipegang orang tuanya adalah perintis bakso pertama di seluruh Jawa Barat, yang pernah belajar di China. Dan diajarkan langsung oleh orang China hingga memiliki usaha bakso sendiri pada tahun 1960.
"Awalnya ibu saya yang jualan bakso di tahun 1960an, karena umur ibu saya tidak panjang. Saya yang ambil alih untuk melanjutkan usaha bakso ibu saya pada tahun 1970 akhir," jelasnya dengan ciri khas suara ibu yang sudah berusia lanjut.
Hingga kini rasa otentik itu tetap terjaga. Bakso yang terbuat dari daging sapi asli dan daging sapinya terasa nan lembut disetiap gigitan, hingga puluhan tahun masih jadi primadona. Melewati zaman demi zaman, kualitas yang diwariskan dari generasi ke generasi menciptakan begitu banyak cerita.
Bakso Wignyo memiliki beragam mie seperti mie kuning, bihun dan soun. Pembuatan bakso pun selalu diproduksi sendiri dan telah teruji laboratorium dinyatakan tanpa adanya bahan pengawet. Karena dia tidak pernah memajang baksonya di etalase, dan selalu memproduksi setiap hari.
Baca Juga: Mengenal Sekretaris Kelurahan Pondok Petir, Bahrudin : Pengabdian Tanpa Henti