“Saat peremian Tol Cijago Seksi II tersebut, padahal itu momen penting bagaimana kita membangun komunikasi. Tetapi Pak Walikota dan Wakil Walikota Depok tidak hadir. Namun didelegasikan ke Sekda Kota Depok, dan yang diutus adalah Kepala Dishub Kota Depok. Bagaimana kita mau membangun komunikasi yang bagus,” ujar Supian Suri.
Baca Juga: Ramai-ramai Minta Tunda PPN 12 Persen! Berpotensi Tingkatkan Peredaran Barang Ilegal tanpa Pajak
Menanggapi respon dari Paslon Nomor Urut 2, menurut Imam Budi Hartono, apa yang disampaikan oleh Supian Suri cukup lucu. Pasalnya, ketika didelegasikan ke Sekta Kota Depok yang kala itu dijabat oleh Supian Suri, malah mengeluh.
“Menurut saya ini lucu juga ya, Sekda diutus kok malah mengeluh. Aneh juga. Padahal, yang namanya komunikasi itu dibangun bukan sekadar oleh pimpinan. Tapi sebagai Sekda harusnya ikut mensukseskan pembangunan di Kota Depok. Ini menjadi aneh sekali. Ibarat kacang lupa sama kulitnya. Bukan sekadar berterimakasih, seseorang yang diberi jabatan Sekda malah menghina pejabat dan walikota kami,” geram Imam Budi Hartono.
Segmen 5 (Pelayanan Publik)
Paslon nomor urut dua dipersilakan bertanya kepada paslon 1 yang diberikan kepada Chandra Rahmansyah. Yakni, saat mereka berkunjung ke Kelurahan Mampang, Pancoranman bertemu tukang parkir, bernama Yunan (22).
“Dia bekerja sebagai tukang parkir, dikarenakan tidak bisa menebut ijazah SMKnya, dikarenakan mengutang,” ujar dua.
Pertanyaanya, berdasarkan 2023 total lulusan SMP Negeri swasta dan negeri di Kota Depok berjumlah 34 ribu orang, tetapi kursi SMA/SMK Negeri hanya tersedia 15 SMA negeri dan 4 SMK negeri atau hanya 4.800 kursi tersedia.
Baca Juga: Perda Tumpul, Minimarket di Depok Menjamur! Pemilik Warung Menjerit
“Jadi ada 29.200 yang berpotensi untuk putus sekolah di usia wajib belajar 12 tahun, bagaimana pa Imam menjelaskan ini, karena selama 20 tahun partainya telah berkuasa, sekolah negeri hanya mencapai segitu,” ungkap dia.
Pertanyaan tersebut, langsung di jawab langsung oleh Paslon 1, Yakni Imam Budi Hartono yang mengatakan, bagi warga Depok yang ijazahnya tertahan bisa lapor dan datang ke Pemkot Depok.
“Kedua, untuk masalah kuota yang tidak tertampung, mungkin ini salah data, karena kami setiap tahun pasti anak-anak dipasikan bersekolah, kalau tidak bersekolah di formal, kami menyediakan di sekolah Non Formal,” kata dia.
Imam Budi Hartono mengatakan, juga bakal bekerjasama dengan Pemprov DKI Jakarta dan daerah sekitarya untuk mereka bersekolah. Menrut dia, sekolah bukan permasalahan fasilitas saja. Namun, kemauan ingin untuk belajar.
Baca Juga: Survei Voxpol: Imam-Ririn Kandidat Kuat Pimpin Depok, Begini Alasan Konkretnya
“Ketiga, terkait dengan Madrasah pada jaman Idris-Imam, kami berhasil Madrasah negeri di Kota Depok dan kami telah membeli lahan untuk Tsanawiyah negeri di Panmas, kami juga akan membangun aliyah negeri di Kecamatan Tapos,” ujar dia.
Menanggapi hal tersebut, Chandra Rahmansyah mengatakan, paslon 1 ini paling jago omon-omon saja. Padahal, data tersebut berasal dari BPS langsung. “Kenapa ini baru sekarang disampaikan akan membantu ijazah yang tertahan, anda ini sebagai wakil walikota, kenapa ga dari kemaren anda sampaikan, saya sangat-sangat sedih,” kata dia.