Senin, 22 Desember 2025

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

- Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
Tim dosen Universitas Persada Indonesia YAI, bersama mitra UMKM SEBUKA (Selamatkan Bumi Kita) gencarkan program SEBUKA berfokus pada pemanfaatan minyak jelantah untuk diolah menjadi sabun ramah lingkungan.
Tim dosen Universitas Persada Indonesia YAI, bersama mitra UMKM SEBUKA (Selamatkan Bumi Kita) gencarkan program SEBUKA berfokus pada pemanfaatan minyak jelantah untuk diolah menjadi sabun ramah lingkungan.

RADARDEPOK.COM - Di tengah isu lingkungan yang semakin mendesak, produk daur ulang kini bukan sekadar tren, melainkan peluang emas. UMKM Indonesia punya potensi besar untuk menjawab tantangan ini.

Namun, banyak pelaku usaha masih kesulitan menembus pasar global. Masalah yang dihadapi antara lain produksi yang belum standar, kualitas tidak konsisten, manajemen usaha yang lemah, serta produk yang belum punya merek kuat.

Padahal, peluang terbuka lebar lewat e-commerce global seperti Shopee Export yang bisa menjadi gerbang menuju pasar internasional.

Baca Juga: Meningkatkan Ketahanan Pangan Desa Cipambuan Lewat Sirkular Ekonomi

Kabar baik datang melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang mendapat dukungan pendanaan dari Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM).

Kegiatan ini dilaksanakan oleh tim dosen Universitas Persada Indonesia YAI, yaitu Dr. Erdina Indrawati, S.Psi., M.Si., Ir. Essy Malays Sari Sakti, M.MSi., dan Dr. Ir. Maya Syafriana Effendi, MM, bersama mitra UMKM SEBUKA (Selamatkan Bumi Kita).

Program SEBUKA berfokus pada pemanfaatan minyak jelantah untuk diolah menjadi sabun ramah lingkungan. Produk ini bukan hanya mengurangi pencemaran lingkungan, tetapi juga meningkatkan nilai jual minyak jelantah yang sebelumnya dianggap limbah menjadi produk berdaya saing tinggi.

Baca Juga: Revitalisasi Sekolah sebagai Upaya Pemerintah Memberikan Layanan Pendidikan Bermutu untuk Semua

Selain sabun, kegiatan PKM ini juga berhasil melahirkan produk lilin aroma terapisebagai diversifikasi usaha, serta memproduksi eco-enzimyang bermanfaat dalam proses pembuatan sabun berbahan minyak jelantah.

Selain itu kegiatan ini berhasil membentuk tiga sentra pembuatan sabun minyak jelantah yang akan menjadi pusat pemberdayaan masyarakat. Sentra ini diharapkan menjadi role model wirausaha hijau yang dapat direplikasi di berbagai daerah Indonesia.

Dengan adanya sentra tersebut, keberlanjutan program lebih terjamin karena tidak lagi bergantung pada satu kelompok saja.

Baca Juga: GEMBIRA : Pendampingan Skrining Status Gizi dan Pengukuran Antropometri Daycare 2025

Lebih dari sekadar pelatihan teknis, program ini juga menumbuhkan potensi diri, minat, dan keberanian untuk berwirausaha. Banyak pelaku UMKM yang awalnya ragu kini lebih percaya diri melihat peluang pasar hijau internasional.

Hasilnya nyata: pengetahuan teknik produksi sesuai standar meningkat 80%, pemahaman strategi ekspor jangka panjang naik 80%, serta tersedianya Modul SOP Produksi, Buku Panduan Kontrol Mutu, dan struktur organisasi usaha yang lebih profesional.

Dampaknya jelas : produk sabun ramah lingkungan, lilin aroma terapi, dan eco-enzim kini semakin berkualitas, siap ekspor, dan lebih percaya diri menembus pasar global.
selaras dengan agenda pembangunan nasional dan global.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Membangun Komunikasi Inklusif Bagi Difabel

Kamis, 11 Desember 2025 | 19:43 WIB

Satu Negeri Dua Realitas

Jumat, 28 November 2025 | 08:55 WIB

Pahlawan Hari Ini

Senin, 10 November 2025 | 19:20 WIB

Menembus Pasar Internasional dengan Produk Daur Ulang

Selasa, 16 September 2025 | 19:56 WIB
X